Wawancara Eksklusif

Moeldoko Ungkap Persoalan Covid di Indonesia Bak Balon, Pencet Sini Muncul Problem di Sana

Kami membuka kantor KSP selebar-lebarnya agar terjadi komunikasi yang baik antara masyarakat dan kantor kepresidenan.

Editor: Soegeng Haryadi
ISTIMEWA
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko. 

Harga Eceran Tertinggi. Begitu ditemukan, distributor ada dua pilihan, jual murah rugi, kalau tidak dijual murah, barang akan lumpuh. Sehingga obat dikembalikan. Untuk itu presiden sudah menegaskan, hati-hati operasi untuk melihat di lapangan supaya betul-betul tidak merusak rantai distribusi.

Presiden mengingatkan hati-hati ke apotek, mulai gerah karena banyak sekali melakukan operasi dari BP POM, aparat keamanan, sehingga apotek-apotek pada gelisah. Ini dibahas dengan baik di ratas. Yang ingin kita jalankan adalah bagaimana situasi ini tidak digunakan untuk menguntungkan diri sendiri. Kalau masih ada yang bandel apa boleh buat.

Varian baru Delta, pemerintah melarang orang mudik, apa di kabinet terjadi tarik menarik terkait PPKM?
Bukan tarik menarik. Kita melihat perkembangan day by day tentang grafik. Jadi begitu kita naik, kebijakan PPKM Darurat. Padahal case sudah naik, kalau tidak melakukan sesuatu. Kebijakan untuk covid ini memang sebuah dilema yang tidak mudah untuk siapapun. Bukan hanya untuk pemerintah, tapi juga untuk masyarakat.

Jawa-Bali kenapa diserahkan ke Menko Marves?
Sebenarnya begini, secara nasional kan sudah ditutup. Ujug-ujug ada case baru situasi yang mengkhawatirkan di Jawa. Sama di Militer begitu, ketika operasi ada case, langsung membuat task force baru untuk mengatasi case. Sama.

Pak Luhut pernah memegang itu. Sehingga akan lebih mudah karena beliau secara substansi memahami perkembangan covid, secara komando beliau juga punya pengalaman matang untuk pengendalian. (tribun network/denis destryawan)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved