Liputan Khusus
Pedagang Pasar Cinde Mengeluh: Sudah Dua Tahun Nasib Kami tak Jelas, Proyek APC Mangkrak
Tak hanya digenangi air, di area proyek yang mangkrak sekitar setahun lebih itu juga telah ditumbuhi semak belukar.
Meski pendapatan jauh menurun drastis, para pedagang lama masih memilih bertahan berjualan di salah satu bangunan bersejarah di kota pempek tersebut. Mereka mengaku enggan pindah lantaran bingung mau berjualan kemana lagi.
Bahkan tidak sedikit para pedagang yang telah bangkrut alias gulung tikar. Para pedagang yang pada umumnya bangkrut ini merupakan para pedagang yang berjualan ikan.
Mangkraknya pembangunan Aldiron Plaza Cinde yang dulunya merupakan Pasar Cinde, membuat Pemprov Sumsel berinisiatif berencana mengambil alih pembangunan tersebut.
Dalam pernyataannya Selasa (1/6), Gubernur Sumsel Herman Deru mengutarakan, pengambilalihan proyek tersebut karena pihak ketiga, dalam hal ini PT Magna Beatum Aldiron Plaza Cinde, dinilai tidak memiliki kesanggupan lagi untuk melanjutkan pembangunan proyek yang menghabiskan biaya Rp 330 miliar.
Sebagai langkah pendahuluan, Herman Deru mengaku telah meminta pihak Kejaksaan Tinggi Negeri (Kejati) Sumsel untuk menganalisa aspek hukum melalui Perdata Tata Usaha Negara atau Datun ketika proyek pembangunan APC diambilalih oleh Pemprov.
"Kurang ada itikad baik dari pihak ketiganya. Diputus saja biar pemprov saja yang membangun kalau tidak ada kesanggupan. Saya akan bicarakan melalui Datun dampak apa yang akan terjadi jika diputuskan kerjasama pembangunan terhadap pihak ketiga," tegas Deru.
Beberapa waktu lalu, Raimar Yousnaidi, Kepala Cabang PT Magna Beatum Aldiron Plaza Cinde kepada Sripo mengaku pembangunan fisik APC disetop sementara karena pandemi Covid-19. Hantaman wabah virus corona sangat berdampak pada kondisi keuangan perusahaan Aldiron.
Kendati demikian, Raimar memastikan pembangunan APC dipastikan bakal dilanjutkan hingga tuntas. Kalau tidak dilanjutkan maka Aldiron selaku kontraktor bakal merugi besar, mengingat biaya pembangunan tiang pancang saja sudah menelan anggaran Rp 38 miliar.
"Kita sudah kasih tau para pedagang kondisi keuangan corporate sedang terganggu, jadi untuk sementara terpaksa di setop," terangnya.
Ia menambahkan, meski mengalami penundaan sementara namun pembangunan fisik APC tetap berjalan sesuai progres. Hingga kini pekerjaan fisik telah mencapai 16,67 persen dengan pekerjaan struktur bangunan mencapai 32,36 persen.
Jika pekerjaan kembali dilanjutkan, PT Magna Beatum berkomitmen akan memfokuskan menyelesaikan terlebih dahulu pembangunan basement yang dimana lokasi tersebut akan digunakan oleh pedagang lama atau eksisting untuk berjualan.
"Jujur kita juga sangat berat melihat para pedagang lama jadi terlantar karena lambannya pembangunan, nanti kita akan bangun secara paralel untuk mengejer finishing lapak pedagang lama di basement," ungkap Raimar beberapa waktu lalu.
Omzet Tinggal Ratusan Ribu
PEDAGANG yang beraktivitas disekitar area proyek APC saat ini mengeluh pendapatan mereka turun drastis.
Agus salah seorang pedagang pakaian di Pasar Cinde mengaku omzet dagangannya turun hingga 70 persen lebih saat ini. Biasanya ia bisa meraup omzet mencapai Rp 2 juta, kini dari hasil jualannya hanya bisa meraup ratusan ribu saja per hari.
"Jangan ditanya lagi kalau soal omzet, turun dratis nian. Kalau mau pindah kita mau kemana, kan di pasar lain sudah banyak orang jualan serupa. Apalagi jualan di sini sudah turun-temurun," kata Agus kepada Sripo.