Kisah Ariel Sharon: Jenderal Kejam Penjaga Israel yang Tangannya Berlumuran Darah Rakyat Palestina
Ariel Sharon punya sejarah hidup yang tak bisa lepas dari konflik pendudukan zionis terhadap tanah Palestina.
SRIPOKU.COM - Di tengah konflik memanas antara Israel dan Palestina, kini mencuat kembali kisah tragis Ariel Sharon.
Siapakah Ariel Sharon dan apa hubungannya dengan Israel vs Palestina?
Ariel Sharon adalah mantan perdana menteri Israel.
Kisahnya pernah terbaring koma selama 8 tahun dan tersiksa dalam sekarat sempat jadi sorotan.
Kini sosok Ariel Sharon seolah kembali teringiang di memori umat Islam.
Ariel Sharon punya sejarah hidup yang tak bisa lepas dari konflik pendudukan zionis terhadap tanah Palestina.
Baca juga: Wawancara dengan Maestro Seni Tari dan Songket, Anna Kumari: Songket Tua Ditawar Orang Rp 150 Ju
Baca juga: SEJAK 1946, Israel Selalu Gagal Cari Simpati Indonesia: Meski Dirayu, Presiden Soekarno Tak Goyah

Dalam beberapa hari ini tangannya yang berlumuran darah anak-anak, perempuan dan warga sipil Palestina lainnya kembali menjelma sebagai sebuah teror yang mengerikan.
Jet-jet tempur dan pesawat tanpa awak meluncurkan roket yang menghantam pemukiman Palestina, hingga membuat lebih 100 warga Palestina meninggal dalam sepekan terakhir.
Di panggung politik Timur Tengah dan internasional, Ariel Sharon, yang bernama lengkap Ariel Scheinermann, merupakan figur kontroversial.
Sharon adalah seorang jenderal kejam yang tangannya berlumuran darah rakyat Palestina.
Sebuah kutukan kemudian mengakhiri hidupnya.
2014
Mengutip pemberitaan Kompas.com, kondisi kesehatan mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon semakin memburuk, Kamis (2/1/2014). Dokter menyatakan Sharon mengalami kegagalan beberapa organ vital.
Dia adalah sosok yang turut mewarnai setiap bagian sejarah kehadiran negara Israel.
"Dalam beberapa hari terakhir, kami melihat penurunan bertahap dari fungsi organ vital Ariel Sharon, (organ) yang penting untuk kelangsungan hidupnya," kata Direktur Rumah Sakit Tel Hashomer, Zeev Rotstein, melalui radio pemerintah, Kamis. "Kondisinya kritis, hidupnya dalam bahaya.."