Pegawai PNM Tewas Dibunuh

PANGGILAN Pilu Nenek Tak Tahu Cucu Tewas, Tinggal Berdua Sejak Hijrah Usai 1,5 Tahun, Orangtua Cerai

Seorang nenek renta kerap terdengar memanggil nama cucunya, Hijrah, tanpa menyadari bahwa gadis belia itu telah tiada.

Editor: pairat
Tribunsulbar.com
PANGGIL NAMA HIJRAH - Kolase Hijrah (19) karyawati PNM tewas dibunuh suami nasabahnya (kiri) Nenek hijrah (kanan). Tak sadar sang cucu sudah tewas, panggilan pilu sang nenek panggil nama Hijrah terungkap. 

SRIPOKU.COM - Berikut panggilan pilu sang nenek memanggil nama Hijrah, ia tak tahu cucunya sudah tinggal nama.

Diketahui Hijrah (19) merupakan karyawati koperasi BUMN, PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Kematian Hijrah sempat menggegerkan warga dan keluarganya. Hijrah ditemukan tak bernyawa di kebun kelapa milik warga di Dusun Tanga-tanga, Desa Sarjo, Kecamatan Sarjo, Pasangkayu, Sulawesi Barat, Sabtu (20/9/2025).

Jasad Hijrah ditemukan dengan kondisi miris, seragam kerjanya terlilit di leher dan tidak mengenakan celana alias hanya memakai pakaian dalam. 

PNM adalah PT Permodalan Nasional Madani, sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia yang bergerak di bidang pembiayaan dan pemberdayaan usaha mikro, ultra mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

PNM menyediakan layanan pembiayaan yang disertai dengan pembinaan dan program peningkatan kapasitas bagi para pelaku usaha, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan keluarga pra-sejahtera dan mengurangi pengangguran. 

Usai jasad Hijrah (19) dimakamkan, suasana duka pun masih menyelimuti rumah keluarga Hijrah di Desa Maponu, Kecamatan Sarjo, Kabupaten Pasangkayu, Senin (22/9/2025). 

DIBUNUH - Pegawai koperasi yang dibunuh diduga oleh suami seorang nasabahnya. Saat ini, polisi masih terus melakukan penyelidikan.
DIBUNUH - Pegawai koperasi yang dibunuh diduga oleh suami seorang nasabahnya. Saat ini, polisi masih terus melakukan penyelidikan. (istimewa via tribunjateng.com)

Baca juga: SAKIT Hati Ucapan Karyawan PNM saat Tagih Utang, Pemicu Risman Nekat Habisi Nyawa Hijrah Terungkap

Di sudut kamar yang pengap, seorang nenek renta kerap terdengar memanggil nama cucunya, Hijrah, tanpa menyadari bahwa gadis belia itu telah tiada.

Ingatan nenek yang digerogoti penyakit pikun, membuatnya tidak tahu bahwa cucu yang sejak kecil berada dalam asuhannya kini telah pergi untuk selamanya. 

Sesekali, dengan suara lirih ia berbisik, seolah menanti kehadiran Hijrah pulang membawa senyum dan kabar baik.

Sejak usia satu tahun lebih, Hijrah tinggal berdua bersama sang nenek yang sakit-sakitan. 

Orangtuanya telah bercerai, lalu masing-masing menikah kembali. 

Hidupnya kemudian berlabuh di pangkuan nenek yang penuh kasih, meski tubuh renta itu tak lagi sekuat dahulu.

Menurut penuturan keluarga, Hijrah tumbuh sebagai gadis pendiam, sederhana, dan jarang mengeluh. 

Namun di balik sikapnya yang tenang, ia menyimpan tanggung jawab besar, merawat nenek yang semakin hari semakin rapuh.

Halaman
1234
Sumber: Tribun sulbar
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved