Berita OKI
Kemarau Panjang Diprediksi Terjadi di 2021, BPBD OKI Siagakan Relawan Masyarakat dan Personel
Demi mengantisipasi sedini mungkin, pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir telah bersiap mengantisipasi datangnya musim kemarau yang rentan terjadi k
SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG -- Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sebelumnya telah menggelar apel kesiapsiagaan personel dan peralatan dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang telah dilangsungkan, Selasa (9/3/2021) kemarin di Ogan Ilir.
Demi mengantisipasi sedini mungkin, pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir telah bersiap mengantisipasi datangnya musim kemarau yang rentan terjadi karhutlah.
Seperti yang disampaikan Kabid Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKI, Fahrul Husni.
Baca juga: Inilah Sosok Alisyah Gadis Asal Pedamaran OKI yang Lolos LIDA 2021, Mengidolakan Ikke Nurjanah
Baca juga: Pengantin Wanita Kebelet, 3 Minggu Tidur Sekamar Tak Juga Diserang: Akhirnya Pergoki Suami
Ia mengatakan bahwa telah ditetapkan status siaga darurat karhutla.
"Berdasarkan rilis dari BMKG bahwa cuaca panas di tahun 2021 ini diperkirakan akan sama seperti tahun 2019 lalu yakni kemarau panjang," jelasnya saat ditemui, Rabu (10/3/2021) siang.
Dengan demikian, pihaknya telah menyiapkan sebanyak 120 relawan masyarakat yang sudah terlatih dan 35 orang personil BPBD yang aktif untuk melakukan patroli lapangan.
"Direncanakan pertengahan bulan Juni nanti seluruh petugas itu akan disebar ke 10 posko rawan karhutlah yang ada di Kecamatan Tulung Selapan, Kecamatan Pampangan, Kecamatan Pangkalan Lampam, Kecamatan Sungai Menang, Tanjung Lubuk dan Kayuagung (Desa Tanjung dan Kelurahan Kedaton)," ujarnya.
Baca juga: BUka Jasa OPEN Booking Out, Mama Erika Untung Puluhan Juta:Tinggal Pilih Karyawati yang Disukai
Baca juga: Program Inseminasi Buatan Untuk Sapi Potong di Kabupaten OKI Berhasil Capai Target, Capai 80 Persen
Selain itu, berbagai penunjang telah disiapkan seperti 15 unit motor trail, mesin pemadam portabel 40 unit dengan berbagai ukuran, 3 mobil patroli, 1 ambulan dan 1 mobil tangki air.
"Khusus proses pemadaman di lahan gambut, kami juga menyiapkan 30 alat suntik gambut (gombot) yang berguna untuk menyuntikkan air ke dalam gambut,"
"Apabila nanti lahan gambut terbakar. Petugas terlebih dahulu memadamkan kobaran api, setelah padam barulah alat suntik digunakan untuk menghilangkan sisa api didalam permukaan gambut," jelas Fahrul.
Berdasarkan perhitungan BMKG, Fahrul menyebutkan jika puncak musim kemarau akan terjadi pada bulan Agustus namun untuk kabupaten OKI bergeser mundur satu bulan.
"Kalau bulan ini mayoritas lahan gambut masih dalam kondisi basah dan umumnya puncak kemarau sekitar Agustus, tetapi khusus untuk OKI terjadi di bulan September dan Oktober," tuturnya.
Baca juga: Video Call Tanpa Busana dengan Pria Kenalannya di Facebook Disebar, Janda Asal OKI Ini Lapor Polisi
Baca juga: Dinas Kesehatan Kabupaten OKI Sebut Warga Dulu Ketakutan, Sekarang Ramai Minta Divaksin
Peran serta perusahaan juga diperlukan dalam menekan angka kebakaran hutan di Bumi Bende Seguguk.
Maka dari itu Fahrul menghimbau bagi setiap perusahaan untuk menyediakan sekat kanal yang berguna menampung air saat musim kemarau.
"Di samping itu perusahaan juga perlu memenuhi standard peralatan yang disediakan dan memiliki personil yang terlatih. Karena Desa yang berada di sekitar perusahaan juga menjadi tanggungjawab mereka," terang dia.