Dewi Asmara Ternyata Istri Ketiga Aidul Fitri Anak Noni, Kasus Menantu Diduga Racuni Mertua Sendiri
"Saya secara pribadi kurang menyukai tingkah laku pelaku. Dia itu sering menjelekkan keluarga, terutama almarhumah Noni (mertua tersangka),"
SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG - Peristiwa menantu diduga meracuni mertuanya sendiri di Desa Lebung Hitam, Kecamatan Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir cukup membuat geram warga setempat.
Selain melakukan tindakan di luar batas hingga menghilangkan nyawa seseorang, pelaku juga dikenal warga memiliki kepribadian yang buruk.
Ketika dikonfirmasi, Sekretaris Desa Lebung Hitam, Dami, sudah setahun terakhir mengenal pelaku dan memang diketahui kerap membicarakan mertuanya karena masalah ekonomi.
• Hitungan Jam 3 Anak di Lahat Ini Menjadi Yatim Piatu, Ortu Tewas Gara-gara Ulah Sopir Truk Batubara
"Saya secara pribadi kurang menyukai tingkah laku pelaku.
Dia itu sering menjelekkan keluarga, terutama almarhumah Noni (mertua tersangka)," kata Dami melalui sambungan telepon, Senin (8/3/2021) sore.
Dijelaskan Sekdes, bahwa pelaku merupakan istri ketiga dari Aidul Fitri atau Otong yang merupakan suaminya.
Dewi Asmara (45) dan suami sudah menikah sekitar 2 tahun, mereka bekerja sebagai penyadap karet yang berada di luar desa.
Menurutnya, saat ini pihak keluarga korban sudah iklhas atas kepergian korban dan meminta kepada kepolisian supaya pelaku diproses secara hukum.
• Pembangunan Tol Indraprabu Sudah Mencapai 29,5 Persen, Proses Pembebasan Lahan Masih belum Selesai
"Keinginan keluarga agar pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal, karena perbuatannya sudah sangat terlalu," pungkas Dami.
Noni (61) tewas diduga menyantap pindang yang dibuat oleh menantunya, Dewi Asmara (45).
Sebelum dugaan itu muncul, keluarga Noni sempat mengira Noni meninggal dunia karena sakit biasa.
Apalagi, yang memberi kabar pertama kali akan kematian Noni adalah Dewi.
Dewi yang merupakan warga Desa Lebung Itam, Kecamatan Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir diamankan aparat kepolisian usai membunuh Noni (61) yang merupakan mertuanya sendiri.
Dikatakan Suharto (53) yang merupakan keponakan korban, tersangka sempat beberapa kali menghubunginya mengatakan bahwa korban sakit.
• Video tanpa Busana Janda Muda Ini Diancam Akan Disebarkan oleh Seorang Duda, Aku Hancur Kamu Hancur
"Kemarin pagi dia nelpon aku pakai nomor suaminya. Bilang bahwa korban darah tingginya kumat sehingga pingsan," kata Suharto.
Usai memberikan kabar tersebut, tersangka kembali menelepon Suharto dan mengabarkan bahwa korban sudah meninggal dunia sekira pukul 13.00 WIB.
Suharto tak sama sekali curiga atas kematian korban tersebut, mengingat korban juga diketahui sudah tua.
Namun, kecurigaan mulai terkuak saat Suharto mendengar kabar dari kepala desa tempat korban tinggal. Yang mana korban diduga kuat tewas akibat makanan yang diduga sengaja diracun oleh tersangka.
Keluarga korban langsung sepakat untuk dilakukan proses otopsi terhadap jenazah korban.
"Kami sangat berharap agar bisa diproses hukum sesuai dengan yang dilakukannya," katanya.
• Pemkot Palembang Jamin Pembebasan Lahan Fly Over Simpang Sekip Kelar di tahun 2021
Korban diketahui keracunan usai memakan pindang buatan tersangka yang diduga sudah dicampur racun.
Tak hanya korban, namun empat ekor kucing juga mengalami hal serupa usai mencicipi pindang tersebut.
"Kucingnya itu kejang-kejang terus mati makan pindang itu.
Kabarnya ada 4 kucing yang mati. 3 bangkainya ditemukan di dalam rumah korban, satu lagi tidak," kata Ahmad Hanafi salah satu petugas puskesmas setempat yang juga mendatangi RS Bhayangkara.
Sementara itu, dokter forensik RS Bhayangkara usai melakukan otopsi terhadap jenazah korban menyebut bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan yang ditemui ditubuh korban.
"Namun di mulutnya terdapat buih-buih halus menandakan adanya dugaan diracuni.
Selain itu juga jari korban juga sudah membiru dan bibirnya juga ada bintik-bintik merah," kata dr Indra Nasution SpF.
• Hadapi Serbuan Pengemis Terorganisir, Dinsos Sumsel Akan Gelar Razia, Cari Siapa Dalangnya
Dikatakan dr Indra dilakukan otopsi terhadap jenazah korban ini untuk diambil sebagian organ dalam tubuhnya untuk kemudian dibawa ke laboratorium forensik Polda Sumsel untuk diperiksa.
"Kita belum dapat memastikan apakah meninggal disebabkan karena keracunan atau bukan, tapi dari mulutnya itu mengeluarkan bau menyengat dan mengarah ke sana (keracunan)," kata dr Indra.
