Melirik Budidaya Jamur Tiram di Ogan Ilir, Berdayakan Masyarakat Desa, Bertahan di Tengah Pandemi

Di Ogan Ilir, budidaya jamur tiram yang masih eksis yakni di Dusun II Desa Payakabung, Kecamatan Indralaya Utara.

Editor: RM. Resha A.U
TRIBUNSUMSEL.COM/Agung
Eko Supandi menunjukkan jamur tiram siap panen di embung pembesaran. 

Tahap selanjutnya yakni inokulasi atau pembibitan, lalu masuk ke ruang inkubasi.

"Di situ kita lihat, ada jamur yang tumbuh dan ada yang tidak. Yang bagus pertumbuhannya, masuk ke embung pembesaran," jelas Eko.

Baca juga: PLN Sebut Pemkab Ogan Ilir Menunggak Tagihan Listrik Hingga Rp2,5 Miliar: Satu-satunya di 3 Provinsi

Baca juga: Harapan Bupati Ogan Ilir Terpilih Panca Wijaya Akbar di Momen Ulang Tahun Sang Istri

Total, awal mula proses budidaya hingga masa panen memakan waktu 2,5 bulan hingga 3 bulan.

Menurut Eko, pada 4.330 baglog, rata-rata menghasilkan 10 kilogram jamur tiram.

Hasil panen jamur ini didistribusikan ke berbagai daerah di Ogan Ilir dan sekitarnya, termasuk juga di Pasar Induk Jakabaring, Palembang.

Mengenai harga jamur tiram, dipatok berbeda-beda sesuai sasaran distribusi.

"Kalau di Pasar Induk Jakabaring, kita patok Rp16 ribu, untuk wilayah Indralaya dan sekitarnya, Rp18 ribu di Indralaya. Untuk umum, harga kiloannya Rp 20 ribu," terang Eko.

Eko bersyukur hingga saat ini usahanya masih tetap berjalan di masa pandemi.

"Alhamdulilah, masih bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Usaha masih jalan terus," kata pria ramah ini. (Agung/TS)

Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved