Berita Palembang
Herman Deru: Siaga Darurat Karhutla di Sumsel Mulai Maret 2021, Antisipasi Pencegahan Menerapkan TMC
Adapun anggaran yang disiapkan Pemerintah Provinsi Sumsel untuk penanggulangan karhutla tahun ini yaitu sebesar Rp30 miliar.
Penulis: Jati Purwanti | Editor: Sudarwan
Laporan wartawan Sripoku.com, Jati Purwanti
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah) pada Maret 2021.
Tahun lalu, status siaga baru ditetapkan pada April.
"Lebih awal menetapkan siaga darurat . Maret ini sudah siaga. Ini karena kita antisipasi sebelum ada hotspot.
Kalau April biasanya sudah ada," ujar Gubernur Sumsel, Herman Deru seusai rapat Evaluasi Kegiatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2020 serta Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan Periode Puncak Kemarau Tahun 2021 di Command Center Pemprov Sumsel, Selasa (9/2/2021).
• Kemarau Basah, Karhutla Di Kabupaten OKI Selama 2020 Jauh Menurun
• KLHK Masih Ada Potensi Karhutla, Pemprov Sumsel Perpanjang Siaga Darurat Karhutla
Selain melakukan pemantauan (monitoring) hotspot di berbagai daerah yang menjadi titik karhutla, upaya penanggulangan juga memusatkan pada akurasi data sebaran hotspot.
"Terkadang itu bukan api tapi titik panas. Maka deteksinya tidak akurat seperti orang bakar batu bata jadi hotspot.
Bahkan, ada yang orang bakar lemang jadi titik hot spot. Maka diperlukan tingkat keakuratan," jelas dia.
Deru menerangkan, pada 2021 antisipasi pencegahan karhutla lebih difokuskan pada penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Teknologi ini menjadi andalan.
Dikatakan Herman Deru, pada kejadian tahun 2020, penanganan karhutla terbantu dengan kondisi musim di Sumsel yang cenderung kemarau basah.
"Nanti juga ada pusat aplikasi pemantau yang dipusatkan di polda dan terhubung ke pemda," terang Herman Deru.
• Pemkab Gencar Sosialisasi Cegah Karhutla, Sebar 24 unit Alat Berat Excavator
• Video : Polda Sumsel Amankan 22 Tersangka Terkait Karhutla Di Sumsel
Deru menyebutkan, hingga kini baru Provinsi Sumsel yang memberikan bantuan keuangan untuk pencegahan karhutla di kabupaten dan kota di Sumsel.
Adapun anggaran yang disiapkan Pemprov Sumsel untuk penanggulangan karhutla tahun ini yaitu sebesar Rp30 miliar.
Angka ini lebih kecil dibanding dana yang dianggarkan untuk tahun lalu yang mencapai Rp45 miliar.
"Tahun lalu diserahkan ke pemkab tahun ini dikelola Pemprov. Anggaran Rp30 miliar ini untuk sekat kanal hingga peralatan lainnya seperti sumur bor," ujar Deru.
500 Sumur Bor
Sebanyak 500 sumur bor direncanakan bakal dibangun di beberapa wilayah Sumsel yang rentan terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Pembangunan sumur bor ini bertujuan untuk persiapan menghadapi kekeringan dan mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) 2021.
Sumur bor yang dibuat nantinya akan difungsikan untuk membasahi lahan-lahan gambut, sehingga dapat menekan terjadinya karhutla.
Ketua Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD) Sumsel, Dharna Dahlan menjelaskan persiapan sedini mungkin di tengah musim hujan dengan membuat sumur bor dianggap sebagai langkah tepat.
Dikhawatirkan, jika sumur bor dibangun saat kemarau bakal menyulitkan petugas di lapangan.
"Sumur bor itu dimaksudkan sebagai langkah antisipasi karhutla yang diakibatkan kekeringan di wilayah gambut. Tahun ini rencananya akan dibangun 500 unit sumur bor," katanya, Minggu (7/2/2021).
Menurutnya, pembasahan menggunakan sumur bor masih menjadi salah satu teknik ampuh dalam mengatasi kekeringan di lahan gambut Sumsel.
Karakteristik lahan gambut yang diisi oleh air harus tetap terjaga. Apabila lahan gambut terjadi kekeringan maka akan mudah terbakar.
"Untuk itu sumur bor diperlukan agar gambut terus basah. Kalau kondisinya saat ini cukup basah karena masih musim hujan," tegas Dharna.
Dijelaskanny, kondisi air di lahan gambut sangat dipengaruhi oleh kondisi musim hujan, ketika kemarau panjang terjadi lahan yang seharusnya basah dapat segera mengering.
Dampaknya saat terjadi kebakaran di lahan gambut kering akan sulit dipadamkan hingga menyebabkan kebakaran meluas seperti tahun 2015 dan 2019 lalu.
Selain membangun sumur bor, TRGD Sumsel juga menjalankan program revegetasi atau penanaman di lahan gambut.
Tahun 2021 pihaknya merencanakan melakukan revegetasi seluas 50 hektare (ha), dengan menanam tumbuhan yang cocok dengan lahan gambut seperti purun, dan jenis tanaman lainnya.
Tanaman ini nantinya akan dikelola masyarakat baik dari budidaya hingga pemanfaatannya. Sehingga ada peran serta dari masyarakat untuk sama-sama menjaga lahan gambut di Bumi Sriwijaya.
"Biasanya kalau tidak hujan seminggu lahan gambut sudah mengering. Makanya langsung dilakukan pemompaan untuk membasahi lahan yang ada. Maka itu, pembangunan sumur bor merupakan langkah tepat," jelas Dharna. (Jati Purwanti/Odi Aria Saputra)
• Lirik Lagu It Starts Today - Hwang In Yeop, Soundtrack Drama Korea True Beauty, Lengkap Terjemahan
• Sistem Tilang Elektronik Belum Siap Diterapkan di Kabupaten OKI, Ini Alasannya