Liputan Eksklusif
Aksi Vandalisme di Palembang, Besi-Kabel Fasum jadi Incaran
Besi-besi tersebut rusak, patah hingga hilang disebabkan ulah orang atau kendaraan yang menabraknya.
PALEMBANG, SRIPO -- Jembatan Ampera kini masih berdiri tegak di tengah kota sebagai salah satu ikon Palembang hingga kini. Namun dibalik itu, Jembatan Ampera sudah beberapa kali mengalami 'siksaan' dari orang-orang yang tak bertanggungjawab.
Kejadian yang baru terjadi diantara pengrusakan besi/pagar pembatas trotoar jembatan dengan badan jalan. Sebanyak 30 besi pembatas di Jembatan Ampera raib pada sekitar Agustus 2020 lalu. Puluhan pagar pembatas yang semula berjejer rapi pun menjadi berlubang.
Besi-besi tersebut rusak, patah hingga hilang disebabkan ulah orang atau kendaraan yang menabraknya. Selain itu sejumlah fasilitas seperti kursi, lampu hias, serta kotak sampah rusak dan hingga hilang.
Kerusakan di Jembatan Ampera hanya merupakan contoh kecil perbuatan vandalisme (perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya atau perusakan dan penghancuran secara kasar dan ganas).
Tak hanya pedestrian Jembatan Ampera, beberapa ruko di sepanjang Jalan Sudirman, tiang-tiang LRT, halte Trans Musi, fly over Jakabaring, jalan tol, hingga Jembatan Musi IV tak luput dari aksi pencurian atau corat-coret oknum tak bertanggungjawab.
Aksi vandalisme (perbuatan merusak atau menghancurkan hasil karya atau barang berharga) memang kerap terjadi di Kota Palembang.
Beberapa fasilitas umum di kota ini tidak terlepas dari aksi tidak terpuji tersebut. Mulai dari aksi corat-coret hingga pengerusakan barang terjadi di sejumlah fasilitas umum.
Selain itu para pelaku sudah berani merambah di fasilitas lain pencurian grounding cable Stasiun LRT, pen roll rel kereta api di kawasan Keramasan sampai hilangnya baut stringer Jembatan Musi II.
Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, Kompol Edi Rahmat Mulyana menuturkan berdasarkan pengakuan pelaku yang berhasil ditangkap, aksi perusakan dan pencurian sarana publik terjadi malam hari.
Pelaku melakukan aksi dengan membawa alat potong baik itu gergaji maupun tang potong.
"Mereka masuk lokasi lantas mereka mengambil besi dengan cara memotongnya dengan gergaji besi. Sedangkan mereka yang mencuri kabel dengan menggunakan tang potong. Setelah berhasil barang curian mereka tak langsung di bawa kabur, namun barang curian tersebut dikumpulkan terlebih dahulu disatu tempat," katanya.
Pelaku biasanya membaca situasi, saat sekuriti atau keamanan lengah, baru mereka mengeluarkan barang dari lokasi tempat pencurian. Selanjutnya para pelaku menjual ke tempat penampungan barang bekas dengan harga yang dihitung per kilogram.
Salah satu pelaku, Anjas mengaku nekat melakukan aksi ini karena himpitan ekonomi dirinya. Ia mengaku sudah 5 kali melakukan aksi pencurian ini.
"Sudah 5 kali pak, saya sering dapat uang Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. Uang untuk makan sehari-hari dan juga bayar kontrakan," katanya.
Berulang-ulang
Kepala BBPJN V Palembang, Kgs Syaiful Anwar mengaku sangat resah dengan aksi pencurian dan pengrusakan yang terjadi di pedestrian Jembatan Ampera Palembang.