Termasuk Bersepeda, Ini Olahraga yang Tepat Saat Pandemi Untuk Anak Hingga Dewasa & Kondisi Kronis

Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) merilis pedoman berolahraga bagi orang dewasa, dan anak-anak serta kondisi kronis di tengah Pandemi virus Covid-19.

Editor: RM. Resha A.U
instagram
Gisella Anastasia saat bersepeda. (Foto hanya Ilustrasi) 

SRIPOKU.COM -- Kondisi Pandemi Covid-19 seperti saat ini, membuat gerak masyarakat di luar menjadi cukup terbatas.

Tak heran, beberapa orang lebih memilih untuk tetap berada di rumah saja.

Namun, beberapa orang akhirnya tetap beraktivitas di luar rumah meski dengan protokoler kesehatan yang ketat.

Baca juga: Liga 2 Belum Jelas Kapan Mulai, Manajer Sriwijaya FC Jamin Tim tak Akan Bubar

Baca juga: Jumlah Keluarga Miskin di Muratara Bertambah, Banyak Usaha Warga Tutup Terdampak Pandemi

Terlepas dari hal itu, manusia tetap harus menjaga kebugarannya dengan berolahraga secara rutin.

Baik yang beraktivitas di luar, bekerja dari rumah atau kaum rebahan sekalipun.

Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) merilis pedoman berolahraga bagi orang dewasa, dan anak-anak serta kondisi kronis di tengah pandemi virus corona.

Adapun lamanya berolahraga yang direkomendasikan yakni selama 150 menit atau 2,5 jam setiap minggunya.

Melansir Kompas.com, Kamis (26/11/2020), rekomendasi berolahraga ini dirilis ketika dunia mengalami jumlah kasus harian Covid-19 yang terus meningkat secara signifikan.

Baca juga: Ini Alasan HZ Menominasikan Muhammad Fadli dan Hendra Gunawan Jadi Manager Sriwijaya FC yang Baru

Baca juga: Tips Mengelola Anggaran Bagi Kamu Pegawai Harian

Apalagi, orang dengan riwayat obesitas yang lebih rentan terinfeksi virus corona.

Sebelumnya, WHO merekomendasikan agar masyarakat berusia 18-64 tahun melakukan olahraga setidaknya 150 menit atau minimal 75 menit olahraga berat setiap minggunya.

Tujuannya, agar mereka tetap sehat dan fit.

"Aktif secara fisik sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan. Aktivitas ini juga dapat memperpanjang umur," ujar Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, melalui keterangan tertulis WHO.

"Setiap gerakan diperhitungkan. Terutama saat ini karena kami mengelola kendala pandemi Covid-19. Kita semua harus bergerak setiap hari, dengan aman dan kreatif," lanjut dia.

Selain itu, WHO menganjurkan agar masyarakat mau berolahraga dengan aktif, apa pun gerakannya.

Baca juga: JIKA Terdampar di Lautan, Jangan Panik: Segera Lakukan 5 Hal Ini Agar Tak Tenggelam

Baca juga: PT Bukit Asam (PTBA) Bantu Rumah Korban Banjir Ujan Mas Muaraenim

Hal ini dinilai lebih baik daripada tidak berolahraga sama sekali.

Seseorang dapat memulai olahraga dari yang paling ringan sampai meningkatkan frekuensi, intensitas, dan durasi dari waktu ke waktu.

Alternatif lain, melakukan olahraga untuk memperkuat massa otot, baik di rumah atau di gym.

Olahraga untuk anak-anak dan remaja
Sementara itu, WHO merekomendasikan, anak-anak hingga remaja berusia 17 tahun membutuhkan setidaknya 60 menit waktu untuk berolahraga setiap harinya.

Menurut rekomendasi tersebut, jenis olahraga yang harus dilakukan anak-anak hingga remaja yakni aerobik, seperti jogging atau bersepeda.

Aktivitas yang memperkuat otot dan tulang juga diperlukan.

Menilik sikap anak-anak yang cenderung bosan dengan enggan untuk berolahraga, orangtua dapat membujuknya dengan istilah "pergi main".

Sebab, umumnya anak-anak atau remaja selalu melaporkan gemar melakukan aktivitas fisik untuk bertemu teman, bersenang-senang, dan belajar sesuatu yang baru.

Peneliti Utama Psikiatri di University College London, Joseph Hayes, mengungkapkan, jika orangtua mampu mendorong anak-anak untuk berolahraga dengan mempertimbangkan kesehatan mental mereka, mungkin lebih efektif, ketimbang menjelaskan dampak kesehatan fisik kepada anak-anak.

"Aktivitas yang menyenangkan dan tidak kompetitif dapat membantu anak-anak mengembangkan kepercayaan diri, kemampuan, dan kesenangan," ujar Direktur Medis Kesehatan Anak di Children's Healthcare of Atlanta, Dr Stephanie Walsh.

Olahraga untuk orang dewasa
Sementara itu, rekomendasi olahraga yang dapat dilakukan orang dewasa berusia hingga 64 tahun adalah latihan aerobik berat per minggu.

Adapun jenis olahraga ini dapat mengurangi risiko kematian dini, penyakit jantung, hipertensi, kanker, dan diabetes tipe 2.

Durasi berolahraga yang direkomendasikan setidaknya selama 150 menit sampai 300 menit, atau minimal 75 menit hingga 150 menit untuk kegiatan olahraga berat.

Pedoman tersebut juga merekomendasikan bahwa orang dewasa yang lebih tua, usia 65 dan lebih tua, melakukan setidaknya 150-300 menit latihan intensitas sedang atau 75 atau 150 menit latihan aerobik berat sepanjang minggu.

Baca juga: Listyo Sigit Prabowo dan Gatot Eddy Pramono Bersaing Ketat di DPR RI, Ini Profil Lengkap Keduanya

Baca juga: 13 Fakta Hebat Komjen Pol Listyo Calon Tunggal Kapolri, Lulusan 2 UI dan Salib 4 Angkatan Seniornya?

Latihan yang memperkuat semua otot harus dilakukan setidaknya dua kali seminggu.

Untuk lansia, bimbingan diperlukan karena mereka harus memprioritaskan latihan keseimbangan dan kekuatan selama beberapa hari dalam seminggu.

Tindakan ini dapat membantu mencegah jatuh dan cedera, serta penurunan kesehatan dan kekuatan tulang.

Imbauan bagi wanita hamil dan nifas Aktif bergerak selama dan setelah kehamilan juga bermanfaat bagi ibu dan bayi.

Aktivitas ini dapat menurunkan risiko diabetes gestasional, komplikasi persalinan, dan depresi pascapersalinan.

Sebuah laporan menyebutkan, jika wanita hamil dan pasca-persalinan tidak memiliki kondisi atau komplikasi yang mendasarinya, maka mereka harus melakukan minimal 150 menit kegiatan aerobik dan penguatan sedang tiap minggunya.

Baca juga: Hanya Percaya Diri, Ga Ada Firasat dan Mimpi

Baca juga: Capaian PAD Selama Pandemi Merosot Tajam, Optimalkan Serapan Retribusi Perairan di Bawah Ampera

Peregangan bisa bermanfaat dan menenangkan.

Yang perlu diperhatikan, wanita hamil harus memastikan bahwa mereka terhidrasi cukup, menghindari aktivitas berisiko secara fisik, dan mewaspadai terhadap gejala yang menyebabkan pusing, kontraksi yang menyakitkan atau pendarahan.

Pedoman untuk orang dengan kondisi kronis Direktur Eksekutif Asosiasi Kebijakan dan Praktik Kesehatan Masyarakat untuk AS, Regina Davis mengungkapkan, beberapa orang dengan kondisi kronis memiliki tantangan dalam melakukan beberapa jenis dan jumlah aktivitas fisik.

Mereka juga diimbau untuk menghindari aktivitas fisik secara bersamaan karena adanya kekhawatiran mengenai risiko penyakit.

Orang dengan kondisi kronis harus melakukan setidaknya 150-300 menit aerobik sedang per minggu atau setidaknya 75 hingga 150 menit aerobik berat setiap minggu.

Baca juga: Terbongkar Kasus Prostitusi Online di Apartemen Green Pramuka City Libatkan Anak di Bawah Umur

Baca juga: Nakes Khawatir Vaksin, Jangan Sampai Jadi Percobaan

Beberapa kali dalam seminggu, mereka harus melakukan latihan penguatan dan keseimbangan untuk meningkatkan kemampuan mereka agar berfungsi dengan baik dan mencegah jatuh.

Bagi orang dengan kondisi penyakit kronis, berolahraga dapat mengurangi risiko kematian dini, perkembangan penyakit, dan kualitas hidup yang buruk.

Olahraga bagi penyandang disabilitas Menurut dokter anak atau spesialis disabilitas, pedoman WHO untuk anak-anak disabilitas disamakan dengan anak tanpa disabilitas.

Namun, hal itu juga mempertimbangkan antara manfaat dan risikonya.

Olahraga atau melakukan aktivitas gerak dapat bermanfaat, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi yang menggnanggu fungsi kognitif, seperti hyperaktif.

Hal yang sama berlaku bagi penyandang disabilitas dewasa.

Pedoman berolahraga untuk orang dewasa juga berlaku untuk orang dewasa penyandang disabilitas.

Bagi penyandang disabilitas dewasa, aktivitas gerak atai berolahraga dapat meningkatkan fungsi fisik dan kognitif, kekuatan dan kualitas hidup.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Catat, Ini Jenis Olahraga yang Direkomendasikan WHO Selama Pandemi Virus Corona"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved