Jumlah Keluarga Miskin di Muratara Bertambah, Banyak Usaha Warga Tutup Terdampak Pandemi

Sejak ada Corona ini warung saya jadi sepi, orang kantoran banyak kerja dari rumah, biasanya kalau mereka istirahat makan siang tempat saya

Editor: Azwir Ahmad
Tribun Sumsel / Rahmat Aizullah
Warung makan milik Eri di pinggir jalan raya di Desa Lawang Agung, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara sudah lama tutup karena sepi pembeli akibat Corona 

SRIPOKU.COM, MURATARA - Jumlah keluarga miskin di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) tahun 2020 meningkat dari tahun 2019.

Data yang diterima dari Dinas Sosial Kabupaten Muratara, jumlah keluarga miskin tahun 2019 sebanyak 17.993 keluarga. Meningkat menjadi 18.954 keluarga miskin pada tahun 2020 .

Meningkatnya jumlah keluarga miskin tersebut merupakan dampak dari pandemi Virus Corona atau Covid-19. 

Itu diungkapkan Kepala Dinas Sosial Muratara, Zainal Arifin melalui Kabid Penanganan Fakir Miskin, Cikya. 

"Akibat pandemi ini keluarga miskin bertambah, banyak yang kehilangan pekerjaan," kata Cikya, Jumat (8/1/2021). 

Cikya mengungkapkan, banyak usaha warga tutup akibat pandemi, karena adanya pembatasan beraktivitas dan berkumpul. 

"Orang-orang jualan di sekolah misalnya, sekolah kini tutup, mereka tidak ada pemasukan, tukang ojek juga sepi," katanya. 

Cikya mengatakan, pemerintah telah memberikan bantuan kepada warga terdampak Covid-19 dalam berbagai program sosial. 

Namun diakuinya sejumlah program bantuan sosial yang telah disalurkan tersebut tak mampu menekan angka kemiskinan. 

"Bantuan sudah banyak, ada PKH, BPNT, BLT, BST, ditambah lagi bantuan sembako dari pemerintah daerah," katanya.

Salah seorang pemilik warung nasi, Eri mengungkapkan terpaksa menutup usahanya sejak Virus Corona mewabah.

Pasalnya warung makan usahanya sebelumnya selalu ramai, namun kini sepi pembeli.

"Sejak ada Corona ini warung saya jadi sepi, orang kantoran banyak kerja dari rumah, biasanya kalau mereka istirahat makan siang tempat saya," ungkapnya.

Kini keluarganya hanya bergantung pada penghasilan suaminya dengan pendapatan tak menentu.

"Suami saya tidak ada pekerjaan tetap, jadi penghasilannya tidak tentu, ya makan apa adanya saja," ujar Eri. (Rahmat Aizullah) 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved