Memaknai Perayaan Tahun Baru di Era Pandemi Covid-19

Setiap tahun semua orang dapat menyaksikan perayaan besar tahun baru yang rutin dilakukan o­leh masyarakat di seluruh dunia

Editor: Salman Rasyidin
zoom-inlihat foto Memaknai Perayaan Tahun Baru di Era Pandemi Covid-19
ist
Noperman Subhi, S.IP., M.Si

Apa yang akan terjadi ?

Padahal biasanya di perayaan akhir tahun banyak kecelakaan yang terjadi dan memenuhi rumah sakit.

Artinya ke­ha­diran mereka sangat dibutuhkan.

Sudah seharusnya mereka lebih mengutamakan kepentingan um­um daripada kepentingan pribadi.

Keempat, adanya perilaku masyarakat yang menyalakan petasan yang menghujani langit dengan kabut asap, sekilas tampak menarik melihat cahaya dan bunyinya.

Namun hal ini merupakan salah satu bentuk pencemaran udara.

Kelima, kondisi jalan raya yang padat merayap yang dipenuhi orang dan kendaraan.

Para pengendara terkadang mengabaikan keselamatan diri sendiri dan orang lain, seperti tidak menggunakan helm pengaman atau kebut-kebutan di jalanan umum yang padat.

Dalam Islam, perjalanan waktu dan pergantian tahun merupakan sebuah sunnatullah.

Makanya tidak ada hal yang harus lebih disesali selain hilangnya kesempatan mengambil pelajaran dari wak­tu yang telah berlalu.

Adakah mereka yang muslim masih mau mengikuti pergantian tahun ya­ng identik dengan minum dan makan sepuasnya, Peniupan terompet, berkeliling kota atau ben­tuk pesta pora lainnya.?

Sebagian muslim tentu punya cara sendiri memaknai pergantian tahun.

Se­bagian besar ulama Islam sepakat bahwa perayaan tahun baru hukumnya haram, ini dida­sar­kan pada sifat perayaan tahun baru yang cenderung tidak bermanfaat dan membuang-buang wak­tu serta harta.

Namun ada juga yang memakruhkannya.

Dalam al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 72 disebutkan : “Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka ber­temu de­ngan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.”

Ulama-ulama salaf seperti Ibnu Sirin, Mujahid, dan ar-Rabi’ bin Anas menafsirkan kata “az-Zuu­ra” dalam ayat tersebut sebagai hari besar orang kafir.

Itu artinya, kalau sampai seorang Muslim ikut merayakan perayaan tahun baru masehi berarti dia telah melakukan persaksian palsu ter­hadap hari-hari besar orang kafir.

Ada juga yang berpendapat, daripada merayakan tahun baru de­ngan berpesta pora, hendaknya kita isi hari-hari kita dengan dzikir dan takmid kepada Allah SWT, agar hari esok selalu lebih baik dari hari ini.

Melakukan tafakur panjang, sangat di­an­jurkan sebagai bahan renungan dan cermin terhadap eksistensi kita dalam menjalankan dan me­ne­gakan syariat Islam selama satu tahun.

Berikut beberapa kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilakukan untuk memaknai pergantian tahun :

pertama,  pergantian tahun baru merupakan momentum yang tepat bagi semua orang un­tuk mengevaluasi apa yang telah kita lakukan selama setahun terakhir.

Produk, prestasi dan kar­ya apa yang sudah dihasilkan ?

Bagaimana kuantitas dan kualitas ibadah-ibadah kita ?

Semuanya perlu kita evaluasi yang gunanya untuk mengambil pelajaran dan menjadi pijakan untuk ke­depannya.

Kedua, sering sekali orang larut dalam rutinitas sehari-hari.

Saking sibuknya, mereka (mu­ngkin termasuk kita) lupa akan hak-hak tubuh pikiran dan jiwa kita.

Makanya dibutuhkan relaksasi atas otot-otot, jiwa-jiwa, dan pikiran-pikiran dengan cara liburan.

Ketiga, memperdalam wa­wasan keislaman dan ilmu-ilmu lainnya.

Salah satu kunci penting bangkitnya umat Islam pada zaman dahulu adalah berkembang pesatnya tradisi keilmuan di kalangan umat Islam.

Ulama-ulama terdahulu terkenal sebagai orang yang sangat gemar membaca. Apa salahnya pada libur tahun baru, menumbuhkan kebiasaan membaca.

Bagi yang tetap berprinsip untuk merayakan tahun baru, berikut sekilas kiat-kiat untuk me­ra­yakan tahun baru agar lebih lebih aman, bermanfaat dan bermakna :

Pertama, tetap waspada ter­hadap kondisi disekitar.

Tidak semua orang bertujuan untuk merayakan tahun baru, ada se­bagian kelompok orang yang memanfaatkan momen tahun baru untuk mencari kesempatan negatif seperti mencopet.

Kedua, keselamatan merupakan prioritas utama.

Kalau ingin merayakan malam pergantian tahun dengan kendaraan bermotor, kita harus mempersiapkan kendaraan agar dalam kondisi nyaman dan aman.

Patuhilah rambu-rambu lalu-lintas agar selamat.

Ketiga, rayakan tahu baru bersama teman-teman.

Peringatan tahun baru merupakan acara yang dirayakan oleh orang banyak.

Perayaan tahun baru akan lebih menyenangkan jika dirayakan bersama te­man-teman dan juga akan lebih aman karena semuanya saling melindungi. 

Keempat, pilih lokasi berkumpul (nongkrong) yang dekat untuk dijangkau, kecuali kalau memang sudah meren­ca­nakannya jauh-jauh hari.

Kelima, tidak ada salahnya merayakan malam tahun baru cukup di rumah saja.

Selain terhindar dari kemacetan dan berdesak-desakan, kita dapat merancang bentuk acara sendiri, baik bareng keluarga maupun teman-teman, sesuai dengan selera dan kemampuan.

Lepas dimana orang akan merayakan tahun baru, yang paling penting, dengan kondisi Indonesia masih dilanda wabah yang berjangkit serempak dimana-mana, menyebar secara luas yang dinamakan virus corona atau Corona Virus Disease 19 (Covid 19) yang menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Covid 19 adalah virus baru penyebab penyakit saluran pernafasan.

Virus ini berasal dari Wuhan (Tiongkok).

Langkah pencegahan penyebaran Covid 19 dikenal dengan istilah 3 M yaitu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dilakukan  sebelum dan setelah makan, juga dila­ku­kan setelah kembali dari luar rumah; menggunakan masker agar tidak tertular saat akan keluar rumah, apalagi ditempat umum yang ramai; menjaga jarak dengan orang-orang yang sedang flu, batuk dan deman.

Selain itu, mengkonsumsi gizi seimbang, perbanyak makan sayur dan buah; berhati-hati kontak dengan hewan; rajin olahraga dan istirahat cukup; dan sebagainya.

Mari jadikan momentum perayaan tahun baru 2021 untuk tetap menjaga perbuatan yang selama ini dilakukan rentan terpapar atau menyebarkan Covid 19 dan segera meninggalkan sikap menganggap angin lalu keberadaan Covid 19 serta mempersiapkan diri untuk membekali diri agar kita semua tidak terpapar Covid 19.

Kita acungi jempol bagi pemerintah daerah yang membatasi gerakan masyarakat yang ingin merayakan tahun baru seperti harus mematuhi protokol kesehatan, menghindari kegiatan yang menimbulkan kerumunan dan adanya keharusan tes RT-PCR atau Rapid test Antigen keluar masuk wilayah.

Selain membatasi merayakan tahun baru, pemerintah menghimbau masyarakat untuk tetap dirumah saja menyambut tahun baru.

Ayo bersama-sama memanfaatkan waktu yang masih tersisa guna meningkatkan kualitas hidup.

Jadikan momentum perayaan tahun baru untuk mengingat akan perbuatan-perbuatan negatif yang selama ini dilakukan dan segera meninggalkan perbuatan-perbuatan tersebut serta mempersiapkan diri untuk menata dan menatap kehidupan yang lebih baik.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved