Teknologi Militer
TNI Kembangkan Seragam Tempur Berbasis Elektronik, Dilengkapi GPS dan Sepatu "Pintar"
Politeknik TNI-AD mengembangkan seragam tempur dilengkapi teknologi elektronik canggih. Pakaian seragam dilengkapi sejumlah komponen elektronik.
Gamad Elektro juga dilengkapi GPS yang mampu mengkoordinasikan titik lokasi antara pasukan. GPS itu berfungsi mengirimkan titik koordinat, sehingga satuan atasan bisa dengan mudah memonitor lokasi pasukan di lapangan.
Kemudian sebuah senjata yang dilengkapi hollow yang sudah terintegrasi dengan GPS-tracker. Fungsi utama hollow yang diintegrasikan dengan GPS-tracker ini yakni agar berbagai pergerakan yang terjadi pada senjata pasukan langsung termonitor dengan sebuah android.
"Sehingga saat ada pergerakan, walau hanya berpindah beberapa meter, sudah langsung termonitor pada sebuah android," kata Suprayadi.
Berikutnya komponen robot intai yang ada pada Gamad Elektro. Robot intai ini dilengkapi kamera untuk mendapatkan gambar maupun kegiatan yang dilaksanakan pada saat pengintaian.
Tujuan utama pengembangan robot intai ini guna meminimalisir personel yang melaksanakan pengintaian di lapangan.
"Hanya dengan sebuah robot, dengan beberapa sensor sebagai sistem otomatis. Jadi kita tidak perlu datang ke tempat langsung, karena bisa hanya dengan monitor di android saja. Jadi pergerakan semua lewat android," katanya.
Selanjutnya yakni sepatu smart charging yang mampu mengisi daya listrik dengan memanfaatkan fleksibilitas badan para pasukan. Ide awal mengembangkan sepatu smart charging yakni situasi para prajurit yang kerap kehabisan energi listrik saat bertugas menjaga perbatasan.
"Di mana melihat prajurit sedang bertugas, dengan keadaan keterbatasan energi listrik di daerah perbatasan, sehingga kita membuat sebuah terobosan atau ide, dengan memanfaatkan fleksibilitas badan," ucap Suprayadi.
Energi Listrik yang dihasilkan sepatu smart charging saat ini masih bergantung pada kapasitor atau penyimpanan. Selama tahap pengembangan, sepatu smart charging teruji mampu menghasilkan 20 volt energi listrik dengan bergerak 100 langkah.
Apabila langkah prajurit yang menggunakan sepatu smart charging dipercepat dengan berlari, maka pengisian energi listrik akan lebih cepat, tegangan yang dihasilkan pun akan lebih besar.
"Jadi kita tidak perlu lagi bingung pada saat patroli di daerah perbatasan tidak ada energi listrik, bagaimana nanti HT, alat komunikasi dan yang lainnya, karena itu kita masih terkendala. Dengan sepatu ini setiap perjalanan akan mengisi energi listrik," jelas Suprayadi.
Bobot Gamad Elektro
Suprayadi mengungkapkan, Gamad Elektro memiliki bobot yang lebih berat daripada seragam TNI AD pada umumnya. Helm pada Gamad Elektro beratnya sekira 3 kilogram, sepatu smart charging beratnya sekira 2,5 kg, berat robot intai hanya 1,5 kg.
Sementara senjata yang dilengkapi hollow yang diintegrasikan dengan GPS Tracker, beratnya seperti senjata pada umumnya.
"Kekurangannya hanya bertumpu pada beban (Gamad Elektro), namun masih dipikul," ujar Suprayadi.