Speedboat Kecelakaan di Muba
Almarhum Irwandy Warga SU I Palembang di Mata Kakaknya, Kalau Kerja Selalu Tanyai Kabar Anak
Irwandy Menjadi nahkoda sejak 20 tahun tak lepas dari pengalamannya sewaktu muda mengikuti warga untuk menjadi kernet kapal.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Suasana duka menyelimuti kediaman Irwandy (35) di Jalan Faqih Usman, Lorong Prajurit Nangyu, Kelurahan 3 Ulu Laut, Kecamatan SU I, Palembang.
Sempat hilang akibat kapal yang di,nahkodainya yakni Speedboat Semoga Abadi bertabrakan dengan speedboat Awan Putra, akhirnya korban berhasil ditemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa pada Jumat (4/12/2020) sore.
Suasana rumah duka pun terlihat haru dikarenakan keluarga serta warga menanti kedatangan kapal yang membawa jenazah korban.
Baca juga: Di Sepanjang 2020 4 Pria di Pabumulih Tewas Gara-Gara Selingkuh, Ada yang Dieksekusi Saat Karaoke
Kakak korban, yakni Yus (46) tak kuasa menahan kesedihannya melihat adik bungsunya meregang nyawa di akibat kecelakaan tersebut.
"Sangat merasa kehilangan, terlebih lagi dia ini merupakan tulang punggung keluarga.
Anaknya ada tiga, sedangkan istrinya ikut melakukan pencarian bersama tim SAR," kata Yus dengan wajah sedih akibat kehilangan adiknya, Jumat (4/12/2020).
Iwan, sapaan akrab Irwandy, merupakan nahkoda kapal yang sudah 20 tahun bekerja.
Setiap harinya Iwan berangkat dari perairan Sungai Musi di Palembang menuju Desa Kepayang, Kecamatan Bayung Lencir, Muba.
Menjadi nahkoda kapal sejak 20 tahun lamanya tak lepas dari pengalamannya sewaktu muda mengikuti warga untuk menjadi kernet kapal.
Baca juga: Sindikat Perampok di Dermaga BKB Palembang Ditangkap Jatanras di Pasar 10 Ulu, 9 Bulan Jadi Buronan
"Kalau dari Palembang sekitar jam 12 siang nanti sampai disana jam 5 sore, nanti bermalam disana. Jam 3 subuh berangkat lagi menjemput penumpang dari sana menuju Palembang, setiap hari seperti itu," kata Yus.
Yus sendiri yang tinggal di Kelurahan 1 Ulu, Kecamatan SU 1 Palembang terakhir kali bertemu adik bungsunya itu sejak 20 hari yang lalu.
Namun kontak keduanya terus terjalin melalui WhatsApp. Sebelum kecelakaan itu terjadi tidak ada firasat apapun akan terjadi hal seperti itu.
"Tidak ada tanda apa-apa, sama istrinya juga tidak ada menunjukan gelagat aneh. Dia ini tulang punggung keluarga, harus membayar uang kontrakan rumah dan menghidupi anak serta istrinya," ungkap Yus.
Baca juga: Memberi Uang Dari Pulang Kerja, Istri dan Mertuanya Memukul, Mengusir dan Melemparinya Gelas
Setiap menginap di Kepayang, Iwan selalu menelpon istrinya yang berada di Palembang. Hal ini dengan maksud untuk menanyakan perihal kabar anaknya.
"Setiap berangkat pasti nelpon istrinya, ngomong sama anak-anaknya, sebelum kejadian itu juga dia menelpon istrinya. Tidak ada tanda-tanda apapun sebelum kejadian itu," lanjut Yus.
