Liputan Eksklusif
Warga Palembang Sulit Dapat Pasokan, Buru Premium Sampai ke Ogan Ilir
Tak hanya premium, BBM Solar juga sulit didapatkan di sejumlah SPBU Palembang.
PALEMBANG, SRIPO -- Bahan Bakar Minyak (BBM) Premium kini semakin sulit didapatkan warga Palembang. Semakin berkurangnya pasokan BBM Premium di sejumlah SPBU mengiringi program langit biru dari pemerintah, sehingga BBM yang dipasarkan bahan bakar dengan RON (Research Octane Number) yang lebih tinggi dari Premium.
Dalam program langit biru ini, BBM Premium perlahan digantikan dengan Pertalite khusus yang memiliki harga setara premium. Secara otomatis, Premium jumlah premium kian sedikit.
Saat ini, masih ada empat SPBU di Kota Palembang yang tetap menjual premium, yakni: SPBU 21.302.04 Jl A Yani Plaju, SPBU 24.301.12 Jl Residen Abdul Rozak, SPBU 24.301.98 Jl Panahan Blok E dan SPBU 24.302. 123 Jl Yusuf Singadekane.
Baca juga: Video : Warga Palembang Sulit Dapatkan BBM Premium, Rela Antre Hingga Malam Hari
Sulitnya mendapatkan BBM Premium disayangkan warga Palembang. Harga BBM Premium yang lebih murah dibandingkan BBM jenis lain, yakni Rp 6.450 per liter.
Tak hanya premium, BBM Solar juga sulit didapatkan di sejumlah SPBU Palembang.
Dari pantauan Sripo pada Rabu (25/11), antrean BBM bersubsidi kerap kali terjadi di SPBU Jakabaring, Residen Abdul Rozak, SPBU Punti Kayu dan SPBU Lemabang.
Warga Palembang rela mengantre hingga malam hari untuk mendapatkan bahan bakar jenis tersebut. Kendaraan roda empat biasanya terlihat mengantre mulai dari sore hari hingga malam demi mendapatkan BBM dengan harga murah tersebut.
Baca juga: Premium tidak Akan Dijual Lagi di Pulau Jawa, Bali, dan Madura pada Januari 2021, Bagaimana Sumsel?
Ramainya kendaraan yang mengantre, membuat antrean kendaraan roda empat itu mengular hingga puluhan meter dari SPBU dan menyebabkan jalan menyempit dan menimbulkan kemacetan.
Rahmat seorang warga Palembang yang berprofesi sebagai sopir taksi online selalu memburu bensin jenis premium di SPBU Abdul Rozak bahkan hingga ke SPBU Pegayut Ogan Ilir. Selisih harga Premium yang cukup jauh dari BBM nonsubsidi pertalite, membuat ia rela antre panjang sampai malam hari.
"Kalau premium enaknya isi bensin Rp 100 ribu, mobil Ayla saya sudah full (penuh). Jadi tidak masalah kalau harus antre," katanya.
Ia menjelaskan, biasanya dalam menjalankan taksi online, bensin jenis Premium yang ia isikan untuk mobilnya bisa bertahan sampai dua hari. Hal itu berbeda jika ia mengisi bensin dengan jenis Pertalite Rp 7.650 per liternya. Jika mengisi Rp 100 ribu bensin kendaraannya tidak akan penuh tangki bensinnya.
Baca juga: Pertamina Sebut Empat SPBU di Palembang Ini Tetap Jual BBM Jenis Premium
Pria yang mempunyai satu orang anak ini pun mengaku sangat kecewa dengan sulitnya mendapatkan BBM Premium. Bahkan ia mendapatkan informasi BBM Premium akan dihapuskan. Ia berharap pemerintah sebagai pemangku kebijakan harus mengerti kebutuhan masyarakat.
"Padahal kan Premium ini sangat dicari. Dengan cara seperti ini (penghapusan Premium) masyarakat dipaksa isi bensin nonsubsidi," ujarnya.
Sementar Rudi, warga Palembang lainnya menjelaskan secara pribadi setuju dengan adanya Pertalite khusus seharga Premium atau lebih murah seperti yang diluncurkan pemerintah.
Sayangnya program itu tidak bisa dimanfaatkannya karena sepeda motor miliknya keluaran lama atau belasan tahun lalu hanya bisa menggunakan Premium saja sebagai bahan bakarnya.
Baca juga: Video Pertamina Pastikan Bulan Ini Harga Pertalite Setara Premium, Disebar ke 14 SPBU di Palembang
Jika menggunakan BBM dengan RON tinggi justru mesin motornya menjadi panas sehingga tidak bisa digunakan untuk berjalan lama dan jauh.
"Biasanya mencari Premium di pinggir jalan juga mudah, tapi sekarang di SPBU saja tidak ada. Rakyat kecil semakin tertekan dengan kondisi saat ini," jelasnya.
Unit Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina MOR (Marketing Operation Region) II Sumbagsel, Ibnu Hasan yang dikonfirmasi mengakui Pertamina memiliki program baru bernama Langit Biru.
Pada program ini, BBM jenis Pertalite dijual dengan harga sama seperti BBM jenis Premium. Ini bertujuan mendorong penggunaan BBM dengan RON yang lebih tinggi.
Baca juga: Program Langit Biru Digelar, Pertalite Seharga Premium Mulai Menyebar
Ibnu mengatakan, program Langit Biru digelar sesuai Peraturan Menteri KLHK No. 20 Thn 2017 tentang penerapan Bahan Bakar Standar Euro 4 minimal RON 91. Tujuannya agar memiliki kualitas udara bersih, apalagi pada 2019 Palembang mendapatkan penghargaan Langit Biru, Kategori Kota Metropolitan evaluasi kualitas udara perkotaan.
"Program ini juga untuk mendorong penggunaan produk BBM berkualitas, terutama Pertalite yang memiliki Research Octane Number (RON) 90, Pertamax RON 92 dan Pertamax Turbo RON 98," katanya.
Dia berharap, dengan menggalakkan pemakaian BBM berkualitas program Langit Biru ini bisa mewujudkan kualitas udara yang lebih baik, sehingga lingkungan lebih sehat.
Apalagi saat ini kata Ibnu, banyak kendaraan keluaran terbaru sesuai spesifikasi kendaraan minimal menggunakan BBM RON 92 atau disarankan menggunakan RON 92 sehingga ramah lingkungan.
"Progam ini juga digulirkan untuk menekan kuota Premium yang nyaris habis dan diprediksi tidak akan cukup hingga akhir tahun," ujarnya. (oca)