Hari Kesepuluh Cerita Bersambung (Cerber) Mangkuk (10) Karya Wak Amin Hadir dengan Judul 'Terancam'
Marahnya memuncak setelah dua bodiguardnya, telinga lebar dan gigi ompong, menghilang pasca ditangkap Mr Clean dan Letnan Ratna. Jiwanya kini terancam
Agak sepi memang.
Tapi ramai di simpang tiga, dekat taman kota, berjarak dua puluh lima meter dari kolam marmer itu.
Pria itu pun masuk ke dalam mobil.
Dia nyalakan mesin.
Mobil melaju pelan ..
Kabar tewasnya Sir Effendi mengagetkan Mr Rahman.
Hanya dalam beberapa hari tiga teman dan koleganya masing-masing Sir Edward, Mr James dan Sir Effendi tewas secara tragis.
Siapa pembunuhnya?
Pertanyaan itulah yang selalu diulang-ulang Mr Rahman dalam hatinya, pagi tadi usai sarapan pagi.
Dia tampak syok.
Juga marah dan kesal.
Marahnya memuncak setelah dua bodiguardnya, telinga lebar dan gigi ompong, menghilang pasca ditangkap Mr Clean dan Letnan Ratna.
Jiwanya kini terancam ...
Bukan tidak mungkin, dalam hitungan hari, Mr Rahman akan menyusul ketiga rekannya yang tewas lebih dulu ..
"Masa bodoh ah.
Emang gue pikirin," katanya sembari menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu.
Kriiiing ...
Telepon berdering ..
Dari siapa?
Cerber Mangkuk (10)
Terancam
Oleh Wak Amin