Human Interest Story

Joe Biden, Presiden Tertua Dalam Sejarah AS, Tak Perlu Kasar, Mereka Bukan Musuh Kita

Biden unggul telak dari Trump yang belum beranjak dari 214 suara elektoral.

Editor: Soegeng Haryadi
kompas.com
Presiden AS terpilih Joe Biden dan isteri Dr Jill Biden, upacar menyampaikan pidato kemenangan, Sabtu malam (Minggu, 8/11 pagi WIB) di Wilmington, Delaware, AS 

Pendukung Donald Trump belum bisa menerima kenyataan bahwa Joe Biden telah memenangi Pilpres Amerika Serikat (AS). Mereka demo di penjuru AS menolak kekalahan.

"Ini belum berakhir!" teriak pendukung Trump.

Jumlah peserta demo bervariasi, dari belasan hingga ribuan orang. Beberapa dari mereka bahkan ada yang membawa senjata. Perkelahian terjadi di beberapa lokasi.

Di Atlanta, lebih dari 1.000 pendukung Trump membawa banner hingga bendera AS. Mereka menyerukan 'ini belum berakhir' hingga 'berita bohong'. Polisi harus memisahkan pendukung Trump dan pendukung Biden.

Baca juga: 5 Hal Kunci Kesuksesan Joe Biden, Setelah 50 Tahun Pendam Ambisi, Trump Terusir dari Gedung Putih,

"Ada kecurangan pemilu di sini," kata warga Tenesse bernama Jordan Kelley (29) yang datang khusus ke Atlanta untuk demo dukung Trump.

"Walaupun aku tinggal di Tenessee, aku warga Amerika dan aku ingin memastikan warga Amerika punya suara di Pemilu," sambungnya.

Di Pennsylvania, ribuan pendukung Trump berdemo. Hal yang sama juga terjadi di Phoenix, Arizona. Biden memenangkan suara di Arizona.

Salah satu pendukung Trump asal Nevada, Frank Dobbs (40), meyakini perjuangan mereka belum selesai. Trump sendiri masih berniat melayangkan gugatan hasil Pilpres.

"Ini belum benar-benar berakhir. Masih ada pengadilan. Jika ada waktu untuk mengungkap kecurangan, presiden dapat melakukannya. Media tidak bisa menentukan siapa yang menang Pilpres. Hanya pemilih yang legal di negara ini yang bisa menentukan," katanya.

Seperti dikutip dari Reuters, pendukung Trump dan Partai Republik berencana akan melanjutkan strategi dengan menggunakan langkah hukum, dengan harapan dapat membalikkan hasil raihan suara Trump di beberapa negara bagian.

“Fakta sederhananya, pemilihan ini masih jauh dari selesai. Joe Biden belum disertifikasi sebagai pemenang di negara bagian mana pun, apalagi negara bagian yang sangat diperebutkan menuju penghitungan ulang wajib, atau negara bagian di mana kampanye kami memiliki tantangan hukum yang valid dan sah yang dapat menentukan pemenang akhir," kata Trump dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh tim kampanyenya.

Meski demikian, pendukung dan penasihat Trump sadar bahwa peluang mantan pengusaha New York itu untuk membalikkan hasil akhir pemilihan lalu menang sangat kecil.

Namun mereka ingin membiarkan proses hukum berjalan dengan sendirinya.

"Dia harus membiarkan penghitungan ulang dilanjutkan, mengajukan klaim apa pun yang ada, dan kemudian jika tidak ada perubahan, dia harus mengakui, ”kata salah satu ajudan Trump.

Diketahui, Partai Republik telah mengumpulkan setidaknya $ 60 juta untuk mendanai proses hukum di beberapa negara bagian.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved