Jika Joe Biden Menang Dalam Pilpres Amerika Serikat, Dahlan Iskan Khawatirkan Papua Bisa Lepas
Beberapa tokoh di Indonesia pun mulai angkat bicara soal masa depan Indonesia dengan hasil kemenangan Pilpres AS.
SRIPOKU.COM -- Pemilihan Presiden Amerika Serikat menjadi sorotan dunia.
Beberapa tokoh di Indonesia pun mulai angkat bicara soal masa depan Indonesia dengan hasil kemenangan Pilpres AS.
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan ikut memberikan pandangannya terkait panasnya persaingan di Pilpres Amerika Serikat 2020 antara petahana Donald Trump melawan Joe Biden.
Sejauh ini, berdasarkan hasil hitungan elektoral suara, Joe Biden unggul dari Donald Trump, dengan perbandingan 264 dan 214.
Dilansir TribunWow.com dalam tayangan YouTube DI's Way, Jumat (6/11/2020), Dahlan Iskan mengatakan bahwa Indonesia akan lebih diuntungkan dengan terpilihnya Donald Trump ketimbang Joe Biden.
Dirinya menyinggung soal gaya kepemimpinan dari Donald Trump yang diketahui sebagai anti-China.
Kondisi tersebut yang dinilai akan menguntungkan untuk Indonesia, khususnya dalam aspek ekonomi.
Baca juga: Joe Biden Percaya Diri akan Menang, Every Vote Will Be Count
Baca juga: Video Ibarat Sampai Ujung Dunia Dicari, Ruben Onsu Ancam Peneror Betrand Peto: Bangunkan Singa Tidur
Baca juga: Ramalan Lengkap 12 Zodiak 8 November 2020: Taurus Bersiap Mengambil Keputusan Instan
Alasannya, beberapa perusahaan dari China akan kesulitan mengembangkan sayapnya di Amerika.
Sehingga akan menyasar Indonesia.
Begitupun sebaliknya, dari Amerika akan lebih senang bekerja sama dengan Indonesia, daripada dengan China.
"Jadi kalau Trump yang menang karena akan bermusuhan terus dengan Tiongkok, mungkin beberapa perusahaan Tiongkok akan lari ke Indonesia salah satunya," ujar Dahlan Iskan.
"Kalau tidak kalah dengan Vietnam dan Kamboja," imbuhnya.
Sementara itu andai Joe Biden yang memenangi Pilpres 2020, Dahlan Iskan justru memberi peringatan kepada Indonesia.
Dirinya mengingatkan bahwa Joe Biden bersama Partai Demokrat akan mendukung penuh hak-hak kemerdekaan.
Selain itu juga menolak keras adanya pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).