Human Interest Story
Cerita Dibalik Keputusan Febri Diansyah Mundur dari KPK, Tak Pikirkan Meski Disebut Pecundang
Febri menceritakan, ia mengirim langsung surat pengunduran dirinya kepada lima pimpinan KPK satu per satu.
MUNDURNYA Febri Diansyah dari jabatan Biro Hubungan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih meninggalkan banyak cerita. Dulu Febri berpendapat, KPK adalah tempat yang tepat baginya untuk dapat berkontribusi secara signifikan dalam memberantas korupsi di Tanah Air. Hasrat itu menuntun langkah Febri memasuki KPK.
“Dulu saya memilih di ICW setelah saya lulus kuliah tahun 2007. Saya 7 tahun di sana, 2013 kemudian saya memilih ke KPK, dengan satu pertanyaan, di mana saya bisa berkontribusi lebih signifikan untuk pemberantasan korupsi, dan saya pikir waktu itu di KPK,” ujar Febri saat live Instagram Ngobrol Bareng Tempo, Senin (28/9).
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada (UGM) lulusan tahun 2007 ini resmi undur diri dari KPK melalui sebuah surat (resign) yang diberikan kepada Sekertaris Jenderal (Sekjen) KPK bertanggal 18 September 2020. Selain itu, ungkap Febri, surat pengunduran dirinya dari posisi Biro Humas KPK ia cetak sebanyak lima lembar.
• Terbukti Langgar Kode Etik, Ketua KPK Firli Bahuri Minta Maaf kepada Masyarakat
Lima lembar surat pengunduran diri yang dicetak Febri itu kemudian diserahkan kepada masing-masing pimpinan KPK yang saat ini menjabat. Febri menceritakan, ia mengirim langsung surat pengunduran dirinya kepada lima pimpinan KPK satu per satu.
“Prosesnya (pengunduran diri) ada dua, pertama ada formil. Kalau formil saya mengajukan surat kemarin tanggal 18 September, tapi selain proses formil itu ada komunikasi yang sifatnya tidak begitu formil tapi juga sangat penting. Saya harus menghadap ke pimpinan satu per satu menyampaikan pamit dan juga memberikan surat secara langsung,” kata Febri yang pernah menjadi aktivis ICW selama 7 tahun.
Disebut Pecundang
Para pimpinan lembaga antirasuah, lanjut Febri, menanggapi surat pengunduran diri itu dengan respon beragam. Pimpinan KPK Nurul Ghufron di hadapan Febri, menyebut mereka yang bertahan di KPK adalah pejuang, sementara yang keluar adalah pecundang.
Namun Febri mengaku tidak terlalu memikirkan penyataan Nurul Ghufron tersebut. Ia meyakini masyarakat yang membaca media punya kedewasaan berpikir dan juga bisa membedakan secara jernih siapa yang pejuang dan pecundang.
• Penyidik Terbaik KPK Meninggal Dunia, Sebelumnya DIkabarkan Terpapar Covid-19
“Bagi saya tidak penting istilah tersebut karena masyarakat bisa menilai sendiri,” kata Febri singkat.
Pimpinan KPK Firli Bahuri menanggapi surat pengunduran diri Febri secara formal. Febri menceritakan momen dirinya menghadap pimpinan KPK Firli Bahuri saat memberikan surat pengunduran diri dari KPK.
“Saat surat saya serahkan, Pak Firli kemudian membaca surat tersebut di meja kerjanya. Saya sampaikan ke Pak Firli, nothing personal,” ucap Febri.
Firli kemudian menanyakan ihwal rencana Febri hendak ke mana seusai keluar dari KPK. Febri menjawab tidak penting akan ke mana, tetapi bahwa di tempat baru nanti dirinya akan tetap memegang teguh motivasi untuk memberantas dan memerangi korupsi adalah mutlak, sekalipun dari luar KPK.
• Besaran Gaji Pegawai KPK Tak Berubah Meski Jadi ASN, Ini Rinciannya Mulai Pimpinan Hingga Pegawai
“Artinya bukan mau ke mana, tetapi apa yang akan dikerjakan setelah itu,” ucap Febri.
Sebagai salah satu pejabat struktural di KPK, tutur Febri, ia memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan pendapat meskipun berbeda dengan pimpinan. Bagi dia, keputusan-keputusan yang nantinya akan diputuskan pimpinan KPK harus berdasarkan berbagai pertimbangan yang ada. “Kami cenderung diskusi secara formil (dengan Firli),” kata dia singkat.
Setelah itu, ujar Febri, tidak begitu banyak pembicaraan saat menghadap Firli Bahuri. Ketika itu, Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar juga ada di ruangan. “Tidak banyak pembicaraan, kami lebih diskusi formil,” ujar bekas aktivis ICW ini.
Berlangsung Emosional
Ada kisah menarik saat Febri menghadap Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango untuk menyampaikan pengunduran dirinya. Tujuh tahun berada di KPK, Febri mengakui lebih dekat dan banyak bicara dengan sosok Nawawi.
Kedekatan antara keduanya membuat momen perpisahan Febri dengan Nawawi berlangsung emosional. Febri menceritakan, seusai membaca surat pengunduran dirinya Nawawi sempat terdiam dan menatap ke arah jendela. Suasana kala itu mendadak hening, ada jeda cukup panjang antara Febri dan Nawawi.