Taman Satwa Taru Jurug

Taman Satwa Taru Jurug, Nostalgia Lagu Gesang dan Didi Kempot, Panggung Keroncong akan Diperbaiki

Saat ini Taman Satwa Taru Jurug berada di bawah naungan Perusahaan Umum Daerah (PUD) dan dipimpin oleh seorang direktur, Bimo Wahyu Widodo namanya

Editor: aminuddin
SRIPOKU.COM/RAHMALIYAH
Ilustrasi Taman Dharma Wanita di Jalan POM IX Palembang 

Selama ini seluruh hewan diperhatikan dengan baik dan belum pernah ada kasus kematian akibat penyakit.

Bahkan beberapa hewan mencapai usia setengah abad seperti buaya yang diberi nama Bagong dan seekor gajah bernama Dian.

Siti mengimbau demi menjaga kesehatan hewan baik fisik maupun mental serta keamanan, para pengunjung diharapkan untuk tidak memberi makan kepada para satwa kecuali yang diperbolehkan seperti rusa, kambing, kangguru dan kelinci.

Serta menaati peraturan yang telah dibuat oleh pengelola agar tidak terjadi gangguan keamanan yang membahayakan pengunjung dan satwa.  

Gesang dan Didi Kempot

Ketika tiba di Kota Surakarta dan menyebut nama Jurug, maka kita akan tiba pada sebuah kelurahan pinggir sungai Bengawan Solo.

Namun saat Jurug tidak hanya menjadi nama kelurahan, namun juga sebuah kebun binatang yang biasa disebut dengan Taman Satwa Taru Jurug.

Namun kemasyhuran nama Jurug tidak hanya berkat keberadaan para satwa, namun juga sudah pernah ditulis sebagai salah satu lagu Didi Kempot.

Didi Kempot pernah menuliskan sebuah lagu dengan judul "Taman Jurug" yang menceritakan kisah pasangan muda-mudi  yang sedang mengikat janji di Taman Jurug.

Lokasi Taman Jurug yang berada di tepi sungai Bengawan Solo digambarkan secara detail oleh Didi Kempot.

Hingga para pendengar lagunya dapat merasakan suasana taman meskipun belum pernah berkunjung langsung.

Tidak hanya Didi Kempot yang memiliki kisah dengan Taman Jurug, Gesang sang maestro Bengawan Solo juga memiliki kisah lebih mendalam.

Taman Wisata Alam Punti Kayu Kembali Buka, Tiket Masuk Rp 20-30 Ribu

Seorang rekan sesama seniman keroncong, Danis Sugiyanto menceritakan bahwa Gesang serta dirinya sering melakukan pementasan di Taman Jurug itu.

Bahkan pementasan itu sangat diminati oleh para wisatawan asal Jepang yang gemar dengan lagu karya Gesang, sembari menyaksikan Bengawan Solo yang kerap mereka dengar melalui lagu.

Namun nostalgia tersebut harus terhenti di tahun 2007 ketika panggung keroncong tersebut tidak pernah digunakan akibat peralihan pengelola Taman Satwa Taru  Jurug.

Akibat tidak pernah digunakan bangunan panggung keroncong kini mangkrak dan mengalami kerusakan di berbagai sisi.

Manajer Pemasaran Taman Satwa Taru  Jurug, Nonot Harwanto menjelaskan, bangunan panggung keroncong kedepannya akan dikelola oleh pihak Bengawan Solo Park.

Sebagai seniman keroncong dan akademisi ISI, Danis Sugiyanto berharap panggung keroncong itu segera dipulihkan demi merawat memori Bengawan Solo yang telah melegenda hingga mancanegara.

https://solo.tribunnews.com/ 2020/09/21/sejarah-taman- satwa-taru-jurug-solo- dibangun-untuk-memindah-kebun- binatang-milik-raja-solo 

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved