Kisah Belajar Daring di OKI, dari Sekolah Provider Gratis tapi tak Ada Sinyal Hingga Kredit Hp Macet
Gratis provider tetapi tidak ada jaringan hingga ortu yang nunggak kredit hp, perjuangan belajar daring di OKI.
SRIPOKU, KAYUAGUNG - Bermunculan keluhan wali murid yang kesulitan dana untuk membeli paket data dan menyediakan perangkat elektronik dalam menunjang proses belajar anak mereka secara mode dalam jaringan (daring) hingga saat ini, Senin (21/9/2020).
Mungkin saja orang yang merasa paling stres adalah orangtua yang memiliki anak usia sekolah.
Harsan, warga Kelurahan Paku, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten OKI merasa kewalahan karena setiap bulannya harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk membeli pulsa data internet, guna anaknya tetap mengikuti pelajaran yang diberikan guru di sekolah.
• Sudah Baca Draft Lawan Tanding Sriwijaya FC, Manajer H Hendri Zainuddin tak Mau Jumawah, Ini Katanya
"Memang kemarin saya sudah mendapat bantuan paketan data internet yang diberikan sekolah. Tetapi provider yang diberikan itu tidak bisa dipakai karena tidak ada sinyal disini.
Jadi mau tidak mau ya harus membeli sendiri, setiap bulannya data 12 GB dengan harga Rp 75 ribu habis digunakan untuk belajar daring anak semata wayang.
Kadang kala kebutuhan data lebih banyak," jelasnya, Senin (21/9/2020).
• Daftar Dinas di Muratara yang Pegawainya Sudah Terinfeksi Covid-19, Termasuk KPU Hingga Lapas
Keluhan serupa dialami Mardiya, warga Kelurahan Tanjung Rancing, Kecamatan Kayuagung.
Ia mengaku ketiga anaknya harus mengikuti sekolah daring setiap pagi, sementara hanya ada satu ponsel yang dimilikinya.
"Bulan pertama kala diterapkannya belajar daring itu sangat menyulitkan ketiga anak saya, karena hanya tersedia satu buah HP sehingga menjadi rebutan kala tugas yang diberikan guru masing-masing," ujar Mardiya menyebutkan ketiga anaknya yang duduk di bangku Kuliah semester 5, kelas 2 SMK, dan kelas 1 SD.
Dikatakan lebih lanjut, agar seluruh anaknya dapat mengikuti pembelajaran daring akhirnya ia memutuskan untuk membeli HP dengan sistem kredit.
• Kapolri Idham Aziz Terbitkan Maklumat Larangan Konvoi Kegiatan Pilkada 2020
"Nah setelah saya memiliki 2 HP khusus untuk belajar anak - anak, Alhamdulillah mereka tidak lagi rebutan saat pagi hari ketika memulai pelajaran.
Selain itu beberapa aplikasi khusus pembelajaran juga mampu di download, tidak seperti ketika masih memiliki satu Hp," ungkapnya.
Namun disamping itu, selama pandemi ini ekonomi dirasa sangat sulit. bayangkan saja sudah lebih dari 4 bulan Mardiya tidak mampu membayar handphone yang dibeli dengan sistem kredit.
"Pokoknya selama pandemi ini warung saya menjadi sepi, jadi buat kebutuhan sehari-hari saja sangat sulit. Ini ga tau juga gimana cara bayar kredit HP yang udah nunggak lebih dari 4 bulan," keluhnya menyampaikan keadaan keuangan.
• Anaknya Pulang Menangis, Ibu di Gandus Palembang Ini Terkejut Tetangga Lakukan Hal tidak Senonoh
Ia menambahkan, sebenarnya pemerintah belum bisa menerapkan sistem pembelajaran daring karena fasilitas yang belum memadai.