Curhat Pilu Mandor Kebun PT Minanga Ogan OKU yang 3 Bulan Belum Digaji, Dapat 30 Ribu Sudah Berkah

Asalkan dapurnya masih ngepul tidak masalah harus banting setir, menjadi tukang ojek dan kuli bangunan pun sudah dilakoninya.

Penulis: Leni Juwita | Editor: Refly Permana
sripoku.com/leni juwita
Luqman (52) karywan yang terpaksa kerja serabutan demi bertahan hidup. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Leni Juwita

SRIPOKU.COM, BATURAJA - Berlokasi di halaman kantor DPRD OKU Kamis (3/9/2020), ribuan pekerja di PT Perkebunan Minanga Ogan teriak belum digaji tiga bulan.

Beragam pekerjaan mereka lakukan untuk melanjutkan hidup di saat gaji yang diharap-harap datang dari perusahaan belum kunjung cair.

Seperti yang diucapkan Luqman, salah seroang karyawan PT Perkebunan Minanga Ogan.

Jalan Kaki Sendirian, Irawansyah Warga Muratara Ditemukan Tewas, Ada Luka Bacokan di Leher

Demi menyambung hidup keluarga, ia mengaku terpaksa kerja serabutan demi sesuap nasi.

Bapak tiga anak yang sudah 15 tahun lebih bekerja di perusahaan perkebunan milik swasta itu kini benar-benar harus bekerja keras dan  memeras otak untuk menghasilkan uang guna dibawah pulang.

“Kerja serabutan, mulai dari jadi kuli bangunan sampai menjadi tukang ojek,” kata pria berusia 52 tahun ini.

Mandor kebun  yang mengaku sudah tiga bulan tidak bergaji ini tetap sabar.

Asalkan dapurnya masih ngepul tidak masalah harus banting setir, menjadi tukang ojek dan kuli bangunan pun sudah dilakoninya.

Prinsip hidupnya tidak boleh malu dan pilih-pilih pekerjaan yang penting  hasilnya halal.

Video 3 Bulan Belum Bayarkan Gaji, Perusahaan PT PMO Tawarkan Tiga Opsi Kepada Karyawan

Dari penghasilannya sebagai tukang ojek , Luqman mengaku hanya bisa untuk membeli beras dan lauk pauk  ala kadarnya.

Maklumlah, dimasa pandemi Covid-19 ini, penumpang sepi.

”Kalau dapat Rp 30 ribu per hari itu sudah berkah dan bisa membawa pulang uang untuk belanja di rumah,” terang Luqman dengan nada sedih.  

Karyawan perkebunan PT Minanga Ogan yang mewakili sekitar 1.400  karyawan mengadu ke anggota  dewan Kamis (3/9/2020).
Karyawan perkebunan PT Minanga Ogan yang mewakili sekitar 1.400 karyawan mengadu ke anggota dewan Kamis (3/9/2020). (sripoku.com/leni juwita)

Pria yang  bekerja di PT PMO ini mengaku sebelumnya  perusahaan sudah meminjami uang berkisar Rp 1 juta per bulan.

Namun tiga bulan terakhir ini perusahaan memang mengalami masalah keuangan yang sangat serius.

Dinsos Palembang Akui Kesulitan Tertibkan Manusia Silver di Jalanan, Sering Kucing-Kucingan

Harapannya pihak manajemen perusahaan bisa membayar gaji karyawan yang selama tiga bulan tertunggak.

Karywan sudah 3 bulan ini  terakhir ini diumahkan,  Luqman berharap kondisi perusahaan segera membaik  sehingga nasib 1.400 karyawan yang menggantungkan hidupnya di perusahaan perkebunan kelapa sawit Minanga Ogan  ini bisa tertolong.

Sementara itu, pihak manajemen perusahaan PT PMO menawarkan tiga opsi kepada karyawan yang gajinya belum dibayar selama 3-4 bulan.

Seperti disampaikan GMO (General Manager Opraton) PT Perkebunan Minanga Ogan, Ir Yusdi Simbolon, di hadapan para karyawan yang sedang melakukan aksi demo di halaman gedung DPRD OKU Kamis ((3/9/2020).

Tiga opsi yang ditawarkan tersbut terdiri dari opsi pertama, karyawan disarakan melakukan panen buah kelapa sawit TBS (tandan buah segar) di areal perkebunan PT PMO.

Selanjutnya hasil penjualannya TBS digunakan untuk pembayaran gaji karyawan/staf serta biaya operasional.

Trik Ubah Chat Whatsapp Tetap Centang Satu, tak Ketahuan Meski Sudah Dibaca, Kelihatan Offline Terus

Kebijakan ini berlangsung sampai kewajiaban pembayaran gaji selesai dan oprasional berjalan normal kembali.

Opsi kedua, mencari investor yang akan mengambil alih pengelolaan perusahaan. Terakhir opsi ketiga menempuh jalur hukum.

Menurut GM PT PMO, dirinya selaku pihak yang diberi mandat untuk mengkoordinir panen buah TBS akan mencari pembeli buah yang berani bayar kontan dan masuk rekening khusus untuk pemayaran gaji sekitar 1.400 karyawan yang gajinya tertunggak 3 -4 bulan.

Gaji karyawan yang tertunggak itu bervariasi untuk staf termasuk gaji General Manager Oprasional terunggak empat bulan. Sedangkan untuk karyawan dilapangan tertunggak 3 bulan.

Inilah 19 Makanan untuk Sehatkan Jantung (3): Buah Ceri, Sayuran Hijau, Bawang Putih hingga Tomat

Dikesempatan itu para karyawan melakukan rapat intern sesama karyawan yang dikoordinir oleh Ketua Serikat Pekerja Madani PT PMO Andi Ismed dan Ketua Serikat Pekerja PTP MO Erlan Noveri.

Hasilnya kayawan PT Perkebunan Minanga Ogan memilih Opsi kedua, yaitu mencari investor yang akan mengelola perusahaan.

Opsi kedua ini memang dalam tahap melakukan negosiasi dengan pihak PT Perkebunan Mitra Ogan.

Sementara itu menurut sejumlah karyawan mengaku, opsi pertama memanen buah sawit di lahan perkebunan dinilai tidak menguntungkan karena buah sawit saat ini sedang turun produksi, seperti dituturkan Udin Kutli (42).

Menurut karyawan tetap yang bertugas mnejaga portal ini buah sudah sangat kurang karena jarang dipupuk dan tidak terawat lagi ditambaha lagi musim kemarau ini pohon sedang ngetrek.

Kemudian, jalan yang akan dilewati untuk mengangkut buah sawit ini juga kondisinya snagat memprihatinkan.

Ketika Senja Berlabuh, Sajak Penyair Koko Bae yang Pernah Nangkring di Teater Mandiri Putu Wijaya

Disisi lain, sejumlah sumber dilapangan menilai lebih mengutungkan apabila karyawan memilih opsi pertama sambil menunggu proses opsi kedua.

Artinya karyawan segera memanen buah sawitkemudian menjualnya lalu hasilnya dibagi untuk membayar gaji karyawan sambil menunggu opsi kedua yang sedang dalan tahap negosiasi.

Pilihan ini bisa mendatangkan penghasilan bagi karyawan, apalagi pihak perusahaan memberikan keleluasaan waktu panen sampai gaji karyawan terbayar lunas dan kondisi normal.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved