Berita Muratara
Babi Hutan Jinak Dipelihara Warga dan Sempat Viral sudah Dilepas, Reno Enggan Komentar Banyak
Babi hutan berjenis betina yang jinak dan sempat dipelihara dipakaikan baju dan celana di Kabupaten Muratara Sumsel kini sudah dilepas ke hutan.
Kepala Kankemenag Muratara Ikhsan Baijuri berpendapat keanehan yang disebut-sebut ada pada babi tersebut terkesan dibuat-buat.
• Bantuan Covid-19 untuk Ponpes dan UKT Mahasiswa Lambat Terdistribusi, Herman Deru Tegur Jajarannya
• DLH Muaraenim Tindak Lanjut Ledakan dan Semburan Minyak dari Pipa Pertamina di Desa Tanjung Muning
• Miliki 0,056 Gram Narkotika Jenis Sabu, Junaidi Dituntut Jaksa dengan Hukuman 6 Tahun Penjara
Menurut dia, babi itu jinak kemungkinan peliharaan orang lain yang lepas dan sudah merasa nyaman dengan manusia.
"Bisa jadi (babi) itu peliharaan orang lain dari kecil, lalu lepas, binatang yang dipelihara sejak kecil pasti jinak," katanya, Senin (31/8/2020).
Ia menjelaskan, bagi umat Islam babi hukumnya adalah haram dan bila menyentuhnya merupakan najis berat.
"Sangat ironis sekali saya lihat di media sosial babi itu dikasih baju, digendong-gendong, dipegang-pegang sama anak-anak.
Bahkan kabarnya ingin dipuja, karena kemungkinan bisa menyembuhkan penyakit, itu bisa menyesatkan," kata Ikhsan Baijuri.
Ia menegaskan, babi bukanlah tempat meminta rejeki atau meminta kesembuhan dari penyakit.
"Memintalah kepada Allah, karena semua berasal dari Allah, kalau mendatangi dan meminta selain kepada Allah bisa menjadi musyrik," tegasnya.
Anggota Persatuan Olahraga Berburu Babi (PORBI) Kabupaten Muratara, Evan berpendapat babi itu diperkirakan memang sering berkeliaran mencari makan di sekitaran desa tempat ditemukannya.
"Babi itu sepertinya memang sering cari makan di sekitaran situ, jadi tidak takut lagi dengan manusia," kata Evan, Jumat (28/8/2020).
Menurut dia, wilayah hutan di belakang Desa Karang Waru tersebut memang masih banyak babi liar.
Namun karena sering berdekatan dengan perkampungan warga, sehingga babi seperti sudah terbiasa dekat dengan manusia.
Apalagi babi-babi hutan di sana jarang diburu oleh warga maupun PORBI Kabupaten Muratara.
"Dia jinak mungkin karena babi di sana itu jarang diburu, jadi seperti sudah biasa dekat manusia," ujarnya.
Evan juga berpendapat, kemungkinan besar babi yang jinak itu sudah dipelihara oleh warga sejak kecil.
"Kemungkinan juga ada orang di kebun yang dapat sejak kecil, setelah besar ini pergi, makanya dia tidak takut membuntuti manusia," katanya.