Virus Corona di Sumsel
IDI Palembang Bikin Kebijakan Pasca Dua Dokter Senior di Palembang Meninggal Dunia dengan Covid-19
Ratusan dokter di Indonesia sudah meninggal dunia dengan Covid-19 atau Virus Corona, dua di Palembang.
Penulis: maya citra rosa | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Ratusan dokter di Indonesia sudah meninggal dunia karena terpapar Covid-19 atau Virus Corona.
Di wilayah Palembang, sudah ada dua dokter senior yang bernasib demikian.
Menyikapi hal tersebut, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Palembang sudah mengambil kebijakan demi mencegah ada lagi dokter atau tim medis yang meninggal dunia dengan Covid-19.
• Tetap Bijak Gunakan Air, Usai Pengerjaan Intake, Normalisasi di Tiga Unit PDAM Ini Bisa 2x24 Jam
Ketua IDI Cabang Palembang, Dr. dr. Zulkhair Ali, SpPD, KGH, FINASIM mengatakan di Palembang saat ini sudah ada dua orang dokter senior yang meninggal dunia karena terpapar Virus Corona.

Namun, menurut data IDI Cabang Palembang, kedua dokter tersebut terpapar bukan saat bertugas, melainkan karena sakit, kemudian dirawat di rumah sakit sehingga tertular Covid-19.
"Kedua dokter senior itu memang sudah dirawat, kemudian saat akhir-akhir, terpapar Covid-19," ujarnya.
• Dua Pengedar Narkoba Asal Jambi Ini Masuk Jebakan, Jual Sabu-sabu ke Polisi Polres Lubuklinggau
Ke depan, IDI seluruh Indonesia sepakat untuk mengambil langkah dengan tetap menjaga diri saat bertugas, yaitu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang standar.

Saat bertugas, dokter juga menjaga daya tahan tubuh, tidak boleh lelah, mengistirahatkan dokter yang sudah berusia di atas 60 tahun atau yang memiliki penyakit tertentu.
"Oleh karena itu, banyak dokter yang tidak praktek, dokter senior itu kita minta untuk istirahat, kalau di RS ada dokter yang di atas 60 tahun masih bekerja, kita minta untuk memeriksakan kesehatannya," ujarnya.
• Toyota New Hilux Lebih Gagah, Varian Modifikasi Lebih Sangar Cocok Untuk Berpetualang
Zulkhair juga meminta agar masyarakat juga tetap menjaga protokol kesehatan, agar kasus konfirmasi di Kota Palembang cepat menurun.
"Kita berdoa agar kasus Covid-19 ini segera berkurang, masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan, jumlah semakin banyak kita takut semakin banyak dokter yang tertular," ujarnya.
Sementara itu, disinggung tentang perlukah diberlakukan kembali pembatasan sosial, Zulkhair mengatakan pihaknya sudah dari awal permintaan agar pengetatan pembatasan sosial sudah disampaikan.
Namun karena pertimbangan aspek lainnya, pemerintah kembali melonggarkan pembatasan sosial.
"Dari awal kita sudah minta begitu, tapi pemerintah daerah kan banyak pertimbangan lain," ujarnya saat dihubungi via WhatsApp, Rabu (2/9/2020).
• Kabar Buruk Gen Halilintar, Calon Mertua Aurel Hermansyah Dilaporkan Polisi, Kaitannya Mantan Istri
Senada dengan hal tersebut, Prof Dr dr Yuwono M Biomed, Ahli Mikrobiologi Sumsel juga menyampaikan belum ada data analisis yang menunjukkan dokter yang terinfeksi Covid-19 saat bertugas.
Beberapa dokter yang meninggal di Sumsel, terpapar Covid-19 karena kondisinya yang sedang sakit dan diperparah dengan tertular Covid-19.

"Kalau masalah 100 sebagian besar ada di pulau Jawa yang mendominasi, sedangkan di Sumsel tenaga kesehatan memang ada yang terinfeksi, tapi sejauh ini data yang kita analisis belum ada dokter yang sakit dan meninggal karena merawat pasien Covid-19 di Sumsel," ujarnya.
Menurut pimpinan RS Pusri ini, perubahan sikap terhadap pembatasan sosial sudah sejak awal dikatakan.
Pembatasan sosial ini seharusnya dapat menjadi perilaku yang sudah tertanam di tengah masyarakat selama 6 bulan wabah Covid-19 ini.
"Sudah seharusnya memang menjadi perilaku yang pernah saya sampaikan, terus saja dilakukan, yang memungkinkan kita waspada tidak hanya masalah Covid-19 ini saja," ujarnya.
• Hasil SKB Bisa Dipantau Lewat YouTube Channel BKN Regional VII Palembang
Menurutnya, pemerintah harus tetap konsisten dalam melakukan beberapa hal terkait pencegahan penularan Covid-19, termasuk di kalangan dokter dan tenaga medis lainnya.
"Intinya sejauh ini pemerintah sudah melakukan beberapa hal seperti Alat Perlindungan Diri (APD), kebijakan rumah sakit melengkapi sarana prasarana, juga insentif kepada dokter dan perawat," ujarnya saat dihubungi via telpon.
Selain itu juga adanya proteksi kebijakan agar tugas beban kerja nakes diukur, jangan sampai sakit dan tertular karena kelelahan dan stres dengan kasus saat ini.