Breaking News

WANITA Asal Palembang Lulusan Pertambangan UNSRI Ini Sukses Jualan Pempek di Medan, Ini Kisahnya!

Fokus, nikmati setiap proses, dan jangan mudah mengeluh adalah tiga hal yang Widyawati selalu pegang dalam menjalankan bisnisnya, Pempek Nabil.

Editor: Welly Hadinata
Tribun Medan
WIDYAWATI menggeluti bisnis kuliner yakni Pempek Nabil. Kini setiap bulan, ia memproduksi 10 ribu pack pempek berbagai varian. TRIBUN MEDAN/M DANIEL 

"Mungkin karena banyak juga yang dirumah aja dan dirumahkan. Jadi mencari sumber pemasukan lainnya dengan jadi reseller dan Alhamdulillah laku," katanya.

Widy menceritakan bisnis ini berawal dari hobinya berjualan. Sejak menikah dan ikut suami pindah ke Jakarta, ia memutuskan untuk jadi ibu rumah tangga.

Meski di rumah saja, ia tetap ingin bisa produktif dalam berbagai hal, salah satunya memulai bisnis online.

"Dulu jualan baju sampai jilbab. Setelah lihat teman jualan makanan dan laris, saya terinspirasi untuk buat pempek, karena saya kan orang Palembang.

Saya akhirnya belajar buat pempek dan saya kasih suami. Suami saya bilang enak dan sudah bisa dijual. Saya kasih tester juga ke tetangga dan teman ternyata suka," katanya.

Ia mengatakan butuh waktu beberapa bulan hingga ia menemukan resep pempek yang enak dengan harga jual yang pas dengan pasar.

Dengan mengkombinasikan resep keluarga dan belajar dari YouTube akhirnya ia percaya diri menawarkan pempek buatannya kepada orang lain.

Ia juga pernah ikut kursus pembuatan pempek di Palembang saat usahanya sudah berjalan dua tahun di Medan.

Saat pindah ke Medan, ia mulai mengembangkan bisnis pempek ini. Ia bersyukur dapat respon yang baik dari masyarakat di Medan.

Saat ini setiap hari dia memproduksi 20 hingga 30 kilogram ikan tenggiri menjadi sekitar 500 pack pempek.

Pempek buatannya bisa bertahan hingga tiga bulan di dalam freezer dan 36 jam di suhu ruang.

Pempek buatannya 100 persen dibuat dengan ikan tenggiri dan tanpa penyedap rasa. Selain itu juga sudah mendapatkan label halal.

"Dulu paling laku hanya Rp 100 ribu. Kadang enggak laku. Dulu saya hanya bisa bikin pempek lenjer, karena itu yang paling gampang buatnya. Karena banyak yang minta pempek lain juga, jadi saya terus belajar dan buat pempek lain.

Bahkan ada yang saya ciptakan sendiri seperti pempek hitam yang dari kulit ikan tengiri, beda sama pempek kulit ya," katanya.

RESEP Pempek Pistel atau Pempek Kates Khas Palembang, Dijamin Lezat Cocok Jadi Teman Ngemil

Cara Mudah Membuat Pempek DOS Sehat Warna-warni, Begini Rincian Bahan & Resep Membuat Pempek DOS

Selain Ikan, Ini Resep Pempek Udang Khas Palembang, Dijamin Tidak Amis, Anti Gagal dan Pasti Enak

Untuk kuah atau cukonya, ia membuat cuko dari resep ibunya. Cuko buatannya kental dan persis seperti yang ada di Palembang.

Gula aren yang ia gunakan juga dikirim langsung dari Palembang jadi warna cuko Pempek Nabil ini pekat.

Soal rasa, cuko buatannya lebih pedas agar sesuai dengan lidah orang Medan.

Saat ini yang paling laris adalah pempek lenjer, adaan, dan kapal selam. Modal awalnya hanya Rp 500 ribu untuk beli ikan tenggiri. Kini pempek buatannya dijual mulai harga Rp 15 ribu hingga Rp 40 ribu.

"Satu tahun awal mengembangkan bisnis ini saya masih dibantu suami dan mertua. Suami juga dukung penuh, bawa ke kantornya.

Tahun kedua saya mulai cari karyawan untuk bantu produksi karena saya mulai banyak pesanan. Lama-kelamaan banyak yang mau jadi agen dan reseller, perlahan kita tambah karyawan juga. Sekarang sudah ada 13 karyawan," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved