Bayi 2 Tahun di Tanjung Pinang OI Sudah 6 Kali Kemoterapi, Anak Pandai Besi Divonis Kanker Tulang

Balita bernama Muhammad Iqmal Fariz ini mengalami pembengkakan tulang kering di bagian bahu kanan belakang.

Editor: Refly Permana
Suara.Com
Ilustrasi kanker 

Sehingga pada Maret lalu, serangakaian pemeriksaan terhadap Iqmal dilakukan di RSMH Palembang mulai dari rontgen hingga periksa darah.

Putra ketiga pasangan Syahril dan Nurbaiti ini lalu diperiksa oleh dokter bedah Ortopedi setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan citra resonansi magnetik atau MRI, Biopsi atau pemeriksaan jaringan tubuh hingga pengambilan sampel daging di bagian bahu kanan belakang Iqmal.

"Hasilnya, Iqmal divonis mengalami Tumor Scapula suspek Sarkoma Ewing atau kanker tulang," terang Nurbaiti.

Setalah divonis kanker tulang, Iqmal telah enam kali menjalani kemoterapi tahap pertama sejak April hingga Juni lalu.

Berani Sematkan Cincin, Lesty Kejora Mendadak Tepis Momen Romantis, Rizky Billar Berseloroh: Aduuuh

Kini kedua orangtua Iqmal harap-harap cemas karena mereka harus menyetujui atau menentukan keputusan apakah putra mereka harus dioperasi atau lanjut kemoterapi.

"Paling lambat tanggal 1 September nanti kami harus putuskan apakah setuju Iqmal operasi pengangkatan tulang bahu atau lanjut kemoterapi," kata Nurbaiti dengan mata berkaca-kaca.

Kalaupun setuju operasi, lanjut wanita 34 tahun ini, dia tak tahu harus mendapatkan biaya dari mana karena Nurbaiti hanya seorang penenun kain kerajinan desa.

Sementara sang suami, Syahril, seorang pandai besi yang upahnya hanya untuk mencukupi makan sehari-hari.

"Dan juga kalau kemoterapi, tentunya perlu biaya banyak karena kami harus mondar-mandir ke Palembang. Belum lagi konsumsi Iqmal yang tidak bisa makan sembarangan," ujar Nurbaiti.

Tahun Depan Pemkot Palembang Anggarkan Pembebasan Lahan Fly Over Simpang Sekip Angkatan 66

Konsumsi atau makanan yang dimaksud Nurbaiti ialah susu nutrisi yang hanya bisa didapatkan di apotek di Palembang.

"Untuk beli susu itu kami nyicil, cuma beli dua kotak dan harganya Rp 110 ribu. Kami tidak punya uang," kata Nurbaiti.

Di tengah dilema yang melanda jelang memutuskan tindakan medis terhadap Iqmal, Nurbaiti berharap ada uluran tangan dari siapapun yang peduli pada keluarga tersebut.

"Lidah saya sebenarnya kelu kalau bicara soal ini. Kami berharap ada bantuan baik dari pemerintah maupun dermawan demi kesembuhan anak kami," ucap Nurbaiti.

Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved