WHO tak Jamin Vaksin Rusia
WHO mengatakan, sebelum diproduksi secara massal, vaksin tersebut masih harus melewati tahap prakualifikasi.
SWISS, SRIPO -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tak menjamin keamanan vaksin virus corona (Covid-19) Sputnik V yang diproduksi oleh Rusia.
WHO mengatakan, sebelum diproduksi secara massal, vaksin tersebut masih harus melewati tahap prakualifikasi.
“Kami berhubungan erat dengan otoritas kesehatan Rusia dan diskusi sedang berlangsung sehubungan dengan kemungkinan prakualifikasi vaksin WHO. Tetapi sekali lagi prakualifikasi vaksin apapun mencakup tinjauan dan penilaian yang cermat dari semua data keamanan dan kemanjuran yang diperlukan,” kata juru bicara WHO, Tarik Jasarevic, dalam jumpa pers di Swiss, seperti dilansir Associated Press, Rabu (12/8).
• Pengakuan Relawan Yang Jalani Uji Klinis Vaksin Covid-19, Tunggu Izin Produksi BPOM Sebelum Disebar
Sejumlah ilmuwan memang mempertanyakan keamanan dan data uji coba dari vaksin tersebut yang sejauh ini belum dipublikasi.
Ayfer Ali, spesialis obat-obatan di Britain’s Warwick Business School mengatakan, persetujuan cepat yang diberikan Rusia terhadap vaksin Sputnik V itu dapat memberikan efek buruk dari vaksin yang tidak terdeteksi sebelumnya, mengingat Rusia juga belum melakukan uji coba dalam skala besar untuk melihat apakah vaksin bekerja dengan aman atau tidak.
“Rusia pada dasarnya tengah melakukan eksperimen tingkat populasi besar,” kata Ali, menyamakan persetujuan vaksin Sputnik V seperti eksperimen.
• Sukarelawan Uji Klinis Vaksin Corona Rusia, Dari Putri Putin Hingga Presiden Filipina
Francois Balloux, seorang ahli di University College London’s Genetics Institute berpendapat, tindakan Presiden Rusia, Vladimir Putin dengan memberikan vaksin Covid-19 Sputnik V kepada putrinya adalah keputusan sembrono dan bodoh.
Ia juga mengatakan vaksinasi massal dengan vaksin yang diuji coba secara tidak tepat adalah tindakan salah. Itu bisa menyebabkan bencana bagi kesehatan masyarakat.
Peneliti rekanan senior di Universitas Southampton, Michael Head, juga meragukan kemanjuran vaksin Sputnik V.
• Cerita Driver Ojol Bersama Sang Istri Yang Jadi Relawan Penyuntikan Uji Klinis Vaksin Covid-19
Dia menduga vaksin itu hanya diuji ke beberapa orang, dan pemerintah Rusia dinilai terlalu terburu-buru dalam menyetujui vaksin itu.
Menurut standar dunia, uji klinis tahap tiga sebuah vaksin harus melibatkan sekitar 10 ribu orang dan memakan waktu berbulan-bulan.
Tahap itu juga dinilai menjadi satu-satunya tahapan eksperimen untuk menguji apakah vaksin itu aman dan manjur. Sebagai perbandingan, uji tahap akhir vaksin di Amerika Serikat mewajibkan untuk diuji coba kepada 30 ribu relawan.
Meski banyak yang meragukan keampuhan dan keamanan Sputnik V, namun sejumlah negara sudah menyatakan minatnya membeli vaksin virus corona buatan Rusia itu. Israel salah satunya.
• Kabar Tahap Kesiapan Vaksin Anti Covid-19 Indonesia Pasca Rusia Klaim Temukan Vaksin Pertama Dunia
Menteri Kesehatan Israel, Yuli Edelstein mengatakan, negaranya sudah merencanakan negosiasi pembelian vaksin dengan Rusia. Sputnik V bakal dibeli jika terbukti manjur.
“Kami mengikuti dengan cermat setiap laporan, tidak peduli (vaksin berasal) dari negara mana,” kata Edelstein seperti dikutip dari AFP.