Kisah Anak Seorang Nelayan yang Tak Punya Handphone, Datang ke Sekolah, Belajar Sendirian di Kelas

Semangat Dimas Ibnu Alias, siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Rembang, Jawa Tengah dalam menuntut ilmu patut diapresiasi.

Editor: Welly Hadinata
IST
Dimas Ibnu Alias, siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Rembang, Jawa Tengah saat masuk sekolah, Kamis (23/7/2020). DOKUMEN SMPN I REMBANG via Kompas.com 

Salah satu wali murid adalah Yeni (48).

Dia protes karena tak bisa menyekolahkan anaknya di sekolah negeri.

Padahal, dia tidak mampu jika menyekolahkan anaknya di sekolah swasta.

"Mana sanggup bayar sekolah swasta. Kondisi sekarang sudah susah. Untuk makan saja sudah susah, mana ada bayar uang sekolah swasta," kata Yeni.

Kapasitas SMP tak cukup

 Habibul angkat bicara terkait protes para orangtua murid.

Dia menjawab bahwa jumlah SMP di Padang tidak sebanding dengan jumlah lulusan SD.

Tentu sekolah negeri tidak mampu menampung seluruhnya.

"Hanya 60 persen yang bisa diterima di SMP negeri. Sisanya tentu bisa di swasta atau MTs," jelas Habibul.

Adapun jumlah lulusan SD di Kota Padang ada 15.836 orang, sedangkan SMP negeri hanya berkapasitas 8.697 siswa.

"Kita minta orangtua paham bahwa SMP negeri tidak mampu menampung semua lulusan SD. Hanya mampu 60 persen dari lulusan SD," jelas Habibul. (Kompas.com/ Kontributor Grobogan, Puthut Dwi Putranto Nugroho/ Teuku Muhammad Valdy Arief/ Kontributor Padang, Perdana Putra) 

Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Kisah Dimas, Siswa SMP yang Datang ke Sekolah Sendirian Demi Belajar karena Tak Memiliki Handphone, https://mataram.tribunnews.com/2020/07/25/kisah-dimas-siswa-smp-yang-datang-ke-sekolah-sendirian-demi-belajar-karena-tak-memiliki-handphone?page=all.

Sumber: Tribun Mataram
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved