Virus Corona di Sumsel
Hasil Rapid Test Samar, Pria Asal Sako Palembang Ini tak Diberi Surat oleh RS di Babel, Saya Ditipu
Seorang perempuan di Palembang tengah gelisah dan cemas lantaran adiknya berinisial Yd masih tertahan di Bangka Belitung.
Penulis: Chairul Nisyah | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, Chairul Nisyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Seorang perempuan di Palembang tengah gelisah dan cemas lantaran adiknya berinisial Yd masih tertahan di Bangka Belitung (Babel).
Di saat hendak pulang ke Palembang, ada problem dimana hasil rapid test Yd diarahkan untuk diulang lantaran hasilnya samar.
Namun, Yd keburu merasa pihak rumah sakit sudah berupaya untuk menipu lantaran hasil tes yang samar tidak diterimanya secara fisik.
• Ibadah Haji 2020 Tetap Berlangsung, tapi Hanya Untuk Warga Arab Saudi, Begini Komentar Menteri Agama
Diceritakan Sl, sebagai salah satu syarat bepergian antar provinsi, harus menyertakan surat keterangan bebas Covid-19 lewat rapid test.
Untuk mengikuti syarat tersebut, Yd menjalani rapid test di salah satu rumah sakit.
"Dia sudah membayar Rp 500 ribu untuk ikut rapid test tersebut, namun diberitahu oleh pihak rumah sakit, hasilnya samar," kata Sl, yang tinggal di kawasan Kecamatan Sako, Palembang, Selasa (23/6/2020).
Namun, Sl mengatakan pihak rumah sakit disebut tidak mau mengeluarkan hasil rapid test YD.
Yd sendiri berada di Bangka Belitung lantaran ada usaha milik keluarganya.
Karena belum mendapat surat keterangan dari rapid test, Sl mengatakan Yd sampai saat ini belum bisa pulang lantaran belum mengantongi surat keterangan bebas Covid-19.
"Adik saya awalnya berniat pulang dari Bangka Belitung menggunakan kendaraan umum kapal laut, untuk bisa naik kendaraan tersebut salah satunya harus memiliki surat keterangan telah melakukan rapid test," kata Sl.
• WHO Sebut Cukup Satu Kali Swab Hasil Negatif Pasien bisa Pulang, Sumsel Tunggu Juknis Kemenkes RI
Karena alasan tersebutlah YD melakukan rapid test di salah satu rumah sakit di Bangka Belitung.
Namun sayangnya pihak rumah sakit menyatakan hasil rapid test YD, kabur. Sehingga pihak rumah sakit meminta YD untuk melakukan rapid test lagi.
Saat YD meminta hasilnya yang dinyatakan kabur, pihak rumah sakit menyatakan tidak bisa memberikan hasilnya tersebut, dengan alasan yang tidak disebutkan.
"Pihak rumah sakit hanya menganjurkan adik saya, YD melakukan rapid test lagi, dan menjamin jika hasil tes yang kedua hasilnya pasti diberikan ke YD," jelas SL, Selasa (23/6/2020).
Mendengar hal tersebut YD dan keluarga merasa ditipu.
"Kenapa hasil tes pertamanya tidak bisa ia terima, sedangkan jika adik saya tes lagi, pihak rumah sakit menjamin akan mengeluarkan hasilny," ungkap Sl.
• Cerita Seorang Bidan Disekap dalam Angkot di Tengah Malam Bersama Seorang Perawat, Kini Masih Trauma
Karena hasilnya hanya dinyatakan kabur, pihak rumah sakit di Bangka Belitung itu meminta Yd melakukan rapid test lagi, namun pihak rumah sakit hanya meminta YD untuk membayar 250 ribu saja.