Virus Corona di Sumsel

SKM Bukan Susu, Waspada Stunting di Tengah Pandemi Covid-19, Stunting di Sumsel Capai 31 Persen

Terlebih, saat masa ekonomi masyarakat sulit, dikhawatirkan akan mempengaruhi soal takaran gizi yang harus dipenuhi anak diusia pertumbuhan 1000 harin

Penulis: Rahmaliyah | Editor: Yandi Triansyah
breakingnews.co.id
Susu Kental Manis. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Rahmaliyah

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Di tengah Pandemi Covid-19 persoalan gizi buruk atau stunting juga tak boleh dikesampingkan.

Terlebih, saat masa ekonomi masyarakat sulit, dikhawatirkan akan mempengaruhi soal takaran gizi yang harus dipenuhi anak diusia pertumbuhan 1000 harinya.

Namun sayangnya, di tengah pandemi saat ini masih dijumpai masyarakat yang menggunakan Susu Kental Manis (SKM) sebagai asupan untuk memenuhi gizi anak dan balita.

Padahal, seperti yang diketahui, SKM bukanlah susu.

Dengan tingginya kandungan gula dalam komposisi SKM akan berakibat tidak baik bagi tumbuh kembang anak.

Mirisnya, Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Yayasan Abhipraya Insan Cendikia Indonesia (YAICI) dan Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, SKM bahkan masuk dalam paket sembako yang disediakan Pemerintah Daerah, untuk kemudian dibagikan ke masyarakat terdampak pandemi ini.

Saling Pendam Rasa, Ternyata Ini Tembok Besar yang Buat Ivan Gunawan tak Kunjung Lamar Ayu Ting Ting

 

Terekam CCTV Dua Pria Rusak Pintu Seorang Warga Medan di Palembang untuk Ambil Handphone

Ketua Harian YAICI, Arif Hidayat mengungkapkan, dengan disisipkannya SKM dalam paket sembako yang disalurkan pemerintah daerah justru akan dikhawatirkan membuat masyarakat salah menafsirkan, bahwa SKM dianggap sebagai susu dan bisa dikonsumsi balita.

"Selama ini banyak yang beranggapan bahwa SKM itu sebagai susu, makanya tak sedikit orangtua yang akhirnya memberikan SKM untuk dikonsumsi anak dan balita.

Dan ini tidak baik dan tidak dianjurkan juga bila dikonsumsi, karena berpengaruh pada tumbuh kembang serta berakhir pada penyebab stunting," jelasnya, dalam kegiatan Web Binar bertema Lindungi Anak Indonesia dari Stunting di masa Pandemi Covid-19, Senin (22/6/2020)

Valentino Rossi Dinilai Takut Pensiun, Berbeda dengan Andrea Dovizioso

 

Ramalan Bintang Senin 22 Juni 2020: Hari ini Aries Melihat Hal-hal yang Indah Sekaligus Aneh

Arif menambahkan, hingga kini masih didapati anggapan SKM adalah susu beraroma gula.

Dari survei yang dilakukan pihaknya di Batam dan Kendari, hasilnya masih tinggi terkait anggapan tersebut.

"Survei ini kami lakukan setelah melihat adanya kasus meninggalnya anak di Kendari pasca mengkonsumsi SKM secara terus menerus.

Padahal kandungan gula dalam SKM hampir 50 persen dari komposisi dan ada batasan jumlah konsumsi yang diperbolehkan sesuai dengan rentang usianya," jelasnya.

Disisi lain, akrabnya SKM dalam keseharian tak terlepas dengan masifnya promosi yang dilakukan produsen yang saat itu juga menampilkan bayi/balita dalam iklan produknya.

"Baru satu tahun terakhir ini terlihat ada pergeseran, setelah BPOM mengeluarkan aturan ketat soal batasan konsumsi dan promosi iklan SKM.

Ispa,Pheumonia hingga Diare Penyakit yang Sering Terjadi Saat Musim Pancaroba

 

VIRAL Pria Ini Nikahi Dua Wanita Sekaligus, Beginilah Momen Mempelai Pengantin saat Jalan Beriringan

Tapi sayangnya, banyak orangtua yang tidak membaca label kemasan belum lagi Tata letak SKM di supermarket dan minimarket yang mendampinginya SKM di area susu anak.

Padahal jelas, SKM hanyalah topping bukan sebagai susu konsumsi untuk bayi dan anak," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, Dra Chairunissa MKes menjelaskan, dampak pandemi Covid-19 membuat sejumlah aturan pembatasan .

Seperti penerapan PSBB yang membuat sebagian masyarakat harus tetap berada di rumah, tidak bekerja sehingga penghasilan akhirnya berkurang bahkan tidak ada pendapatan sama sekali.

Ini pun dikhawatirkan akan mempengaruhi soal asupan makanan yang dikonsumsi kurang bergizi untuk anak dan balita, sehingga membuat masyarakat akan beralih ke SKM untuk dikonsumsi.

Gara-gara Sering Nonton Film Syur, Seorang Mahasiswa di Palembang Ini Nekat Pegang Dada Wanita

 

Hati-hati Ada Saus Sambal Diolah Dengan Kaki dari Bahan Pepaya Busuk, Kenali Ciri-cirinya

"Apalagi jika bicara soal harga SKM sangat dianggap murah, belum lagi untuk persediaan bisa didapatkan dimana pun hingga ke pelosok desa.

Informasi SKM ini juga 73 persen diketahui masyarakat dari iklan di media dan 27 persen sayangnya ada juga dari petugas kesehatan inilah yang harus diperbaiki dan betul-betul dipahami masyarakat bahwa SKM bukan susu," tegasnya.

Di Sumsel sendiri, angka stunting tercatat mencapai 31 persen dimana Pemerintah Provinsi Sumsel terus mengupayakan untuk menekan angka stunting dimasa pandemi Covid-19 dengan target penurunan angka stunting sebesar 14 persen.

Akan Undang 50 Ribu Tamu, Aurel Hermansyah Minta Nikah di GBK, Atta Halilintar Siapkan Dana 25 M

 

Keluhan Nyeri Punggung Bawah Selama Pandemi, Lakukan 8 Terapi Ini di Rumah

"Ini akan sulit tercapai, bila anggapan SKM adalah susu di masyarakat masih ada. Sebab, bila SKM terus menerus dikonsumsi akan berdampak pada gagal tumbuh kembang anak (Stunting).

Kami berharap ini akan lebih masif disosialisasikan sehingga angka stunting tak terus bertambah," tutupnya

Sumber: Soccer
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved