Virus Corona
Dijual Rp 4,2 Juta, Hacker Diduga Jual Data Pasien Covid-19, Ada Data 7 WNI Dilampirkan Peretas
Dilansir dari Kompas.id, melalui kompas.com, hacker tersebut turut melampirkan sampel data yang berhasil diretas.
"Terima kasih, tinggal kita serahkan ke pihak berwajib saja," kata Yurianto kepada Kompas.com, Sabtu (20/6/2020).
• Ada Jembatan Ampera Palembang, 5 Tempat Wisata Indonesia Ini Mirip dengan Destinasi Negara lain
• Nikah di Umur 19 Tahun, Jadi Janda 2 Kali, Artis Ini Pernah Dilamar Teman Suami, Gini Kabarnya!
Sementara itu, Yurianto tak menjawab saat ditanya bagaimana kebocoran data pribadi itu bisa terjadi.
Demikian halnya saat ditanya mengapa data tersebut bisa diperjualbelikan.
Ia hanya menyerahkan persoalan itu kepada aparat yang berwajib.
Ahli IT sekaligus pengajar ilmu komputer Universitas Sebelas Maret Rosihan Ari Yuana mengungkapkan, ada beberapa hal yang membuat data pribadi seseorang dicuri dari sebuah aplikasi.
• WASPADA, Sering Pendam Perasaan bisa jadi itu Gangguan Kejiwaan, Ini 16 Tanda-tanda Psikopat!
• Dua Orang Positif Covid-19 Pasca Tes Swab Masal di Pasar Kebun Bunga Kecamatan Sukarami Palembang
Pertama, hal itu bisa disebabkan karena adanya celah keamanan dari sisi server.
Kondisi seperti itu dapat terjadi apabila sistem firewall server lemah.
Kedua, adanya celah keamanan pada sisi software, dimana bug yang ada di aplikasi atau software dijadikan hacker atau cracker untuk masuk dan merusak hingga mencuri data.
"Iya hanya dari dua celah itu saja.
Tapi celah yang mana perlu penyelidikan lebih lanjut. Bisa jadi satu celah atau bahkan dua-duanya," kata Rosi saat dihubungi Kompas.com.
Sementara itu, Juru Bicara BSSN Anton Setiyawan memastikan, tidak terjadi pembobolan yang mengakibatkan data penanganan pandemi Covid-19 bocor.
• Dulu Sukses Jadi Bintang, Ini Kabar Artis Cilik Laskar Pelangi Sekarang, Mahar Ditemukan Meninggal
• Diukur dari Bentuknya, Seserahan Ivan Gunawan Disambut Pelukan Ayu Ting Ting, Didi Riyadi Kalah?
"BSSN telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas terkait untuk memastikan bahwa tidak ada akses tidak sah yang berakibat kebocoran data pada sistem elektronik dan aset informasi aktif penanganan pandemi Covid-19," tutur Anton melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (21/6/2020).
Menurut dia, BSSN telah melakukan berbagai langkah untuk memastikan keamanan sistem elektronik.
Selain itu, ia menambahkan, kolaborasi antara pemerintah pusat hingga daerah juga perlu ditingkatkan untuk memastikan keamanan data pasien.
BSSN meminta seluruh pihak terkait dalam penanganan pandemi Covid-19 menerapkan Standar Manajemen Pengamanan Informasi dan membangun budaya keamanan siber.
Anton juga mengimbau seluruh pihak tak memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi.