Virus Corona di Sumsel
Masker Pengantin di Palembang Sedang Diminati, Kisah Sukses Pengusaha di Palembang Ubah Haluan Usaha
Kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (UMK) di Palembang ini mencari peluang bisnis dengan membuat masker pengantin di tengah pandemi COVID-19.
Penulis: Rahmad Zilhakim | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - - Kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (UMK) di Palembang ini mencari peluang bisnis dengan membuat masker pengantin di tengah pandemi COVID-19.
Maya Anggraini salah seorang penjual handicraft di Talang Keramat Palembang mengatakan, pilihannya merubah haluan usaha, lantaran kondisi sekarang sangat sulit berjualan membuka stan di mall maupun di kawasan keramaian.
"Sebelum COVID-19 jualan bros untuk jilbab kalung dan gelang, karena sepi pesanan puter otak nyari yang lagi ramai dicari orang.
Ternyata masker hias lagi laku di pasaran, akhirnya saya bersama dua sepupu saya mengenalkan lewat sosial media, Alhamdulillah laku,"katanya, Minggu (21/06/2020).
• Cerita Pasien Sembuh Covid-19 di Pali Rutin Minum Madu hingga Minum Rebusan Air Bawang Putih & Jahe
• Dampak Corona, Sudah 3 Bulan Ustad Ustazah di Pesantren Darussalam Prabumulih Tidak Gajian
Lanjut Maya mengatakan, dalam industri usaha memang perlu melakukan inovasi agar tidak ketinggalan jaman.
Serta yang paling penting adalah bagaimana cara membuat produk berbeda dari yang lain dan memiliki ciri khas tersendiri.
"Kami bertiga, saya, Pipin dan Kiki dari dulu memang hobi handycraft dan seni, jadi memang kita selalu melakukan perubahan.
Dari masih sekolah kita suka dagang sepengetahuan saya sekarang di Palembang belum ada atau mungkin tidak banyak yang buat masker untuk pengantin,"ujarnya.
Mengerjakan manual dan handmade, pembuatan satu masker pengantin membutuhkan waktu paling cepat dua hari.
• Cuaca Mendung dan Sempat Turun Hujan Gerhana Matahari Cincin di Palembang Tidak Terlihat
• Penumpang Masih Sepi, 2 Maskapai di Bandara Silampari Lubuklinggau Cancel Penerbangan Sampai 30 Juni
Bahkan jika banyak pesanan bisa mencapai dua minggu, hal ini karena keterbatasan SDM dan sistem penjualan secara pre order.
"Karena masker pengantin, minimal beli sepasang atau dua masker. Konsumen juga sudah kita kasih tau berapa lama masker jadi kalau antre.
Kalau masker polos pakai mesin jahit. Tapi untuk motif sulam dan payet itu jahit tangan. Pesen masker polos juga bisa harganya Rp8 ribu," jelas Maya.
Pembuatan masker pengantin, Maya memakai bahan yang aman dan lembut yakni kain katun okspord, satin mengkilat dan kain songket. Sedangkan untuk harga dipatok kisaran Rp25-110 ribu tergantung tingkat kesulitan motif dan bentuk jahit payet.
"Konsumen juga bisa custom, harga Rp. 25 ribu motif simple untuk sulam kalau full payet bisa Rp. 85 ribu satu masker.
Awalnya lihat referensi desain dari YouTube, apalagi kita otodidak. Kadang juga sharing motif sama temen komunitas Sumsel Crafter," ujar Maya.
