Inflasi
Inflasi Disaat Pandemi COVID-19
Badan Pusat Statistik (BPS) tetap konsisten merilis angka inflasi saat wabah Covid-19.
Oleh: Dana Megayani, S.ST, M.Si
Statistisi Madya – BPS Prov. Sumatera Selatan Sekretaris II – PW. Salimah Prov. Sumatera Selatan
Badan Pusat Statistik (BPS) tetap konsisten merilis angka inflasi saat wabah Covid-19.
Begitu juga BPS Provinsi Sumatera Selatan merilis telah angka inflasi Maret 2020 di awal bulan April 2020.
Inflasi ini merupakan salah satu indikator ekonomi yang menunjukkan tentang perubahan harga.
Data sekunder digunakan sejak adanya penerapan physical distancing untuk di pertengahan Maret sehingga terbatas pada keluarga pegawai BPS yang berbelanja dan juga tanpa wawancara tatap muka.
Tentu saja, data sekunder ini tetap dapat dipertanggungjawabkan.
Dari data yang dirilis April, nampak bahwa inflasi di Sumatera Selatan masih terkendali dengan angka 0,04 persen untuk keadaan bulan Maret 2020.
Sedangkan inflasi tingkat Nasional yaitu sebesar 0,10 persen juga tergolong cukup terkendali. Angka nasional lebih tinggi dibandingkan angka provinsi Sumatera Selatan.
Lebih jauh dari angka inflasi nasional berdasarkan pemantauan harga selama bulan Maret 2020 pada 90 kota IHK, menunjukkan bahwa 43 kota IHK mengalami inflasi.
Sedangkan 47 kota mengalami deflasi.
Inflasi paling tinggi terjadi di Kota Lhokseumawe sebesar 0,64 persen, paling rendah di Kota Pekanbaru, Surakarta dan Surabaya sebesar 0,01 persen.
Deflasi paling tinggi terjadi di Kota Timika sebesar 1,91 persen, paling rendah di Kota Tangerang, sebesar 0,01 persen.
Perkembangan Inflasi pada bulan Maret 2020 di 24 (Dua Puluh Empat) Kota Inflasi di Pulau Sumatera, 10 (sepuluh) kota mengalami inflasi, sedangkan 14 (empat belas) kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Lhokseumawe sebesar 0,64 persen, terendah di Kota Pekanbaru sebesar 0,01 persen.