Virus Corona di Sumsel
Penjelasan Ahli Mikrobiologi Sumsel Soal Reaktif & Non Reaktif Rapid Test, Apa yang Harus Dilakukan?
Prof Yuwono, mengingatkan agar orang yang menunjukkan hasil non reaktif dari rapid test agar tidak berleha-leha.
Apalagi berdasarkan peraturan Kemenkes RI bila menjalani tes swab sebaiknya dilakukan sebanyak 3 kali.
"Tapi saat menunggu hasil swab keluar, justru artinya sudah lewat masa dan dinyatakan negatif. Padahal dimasa itu kalian bisa bayangkan bagaimana penderitaan mental dari orang-orang reaktif berdasarkan rapid test itu," ujarnya.
Disamping itu, Yuwono juga menyarankan bila tetap ingin menjalankan tes ulang, maka sebaiknya dilakukan rapid test lagi setelah 14-15 hari dari waktu tes pertama.
"Sedangkan bagi yang non reaktif, sekarang ini silahkan tetap beraktivitas seperti biasa tapi kewaspadaan mesti ditingkatkan. Jangan lagi menyepelekan.
Ini justrukan orang reaktif yang dikurung (isolasi) dan orang non reaktif dibebaskan. Seolah-olah yang non reaktif ini menganggap merdeka, salah itu," ucapnya.
• Bak Ditusuk dari Belakang, Dua Artis Tenar Ini Terciduk Menyukai Unggahan di Akun Haters Syahrini
Yuwono juga mengatakan, alat Rapid test yang akurat hanyalah alat yang termasuk dalam list WHO.
Diluar dari list tersebut, maka tidak bisa dijamin keakuratannya.
"Satu lagi, ini bisa dijadikan patokan. Kita semua harus lihat orangnya dan jangan melihat hasil tes apapun. Jadi selama orangnya sehat dan tidak terjadi apa-apa, maka patokannya orang itu sehat," ujarnya.