BISNIS Kuliner Tetap Jalan di New Normal, Hal Ini yang Perlu Diperhatikan oleh Pelaku Usaha Kuliner

Saat ini banyak restoran dan kafe yang tidak melayani makan di tempat, demi mencegahnya penyebaran virus.

Penulis: Chairul Nisyah | Editor: Welly Hadinata
Sripoku.com / Rahmad Zilhakim
TEKWAN DAN MODEL GANDUM SLAMET || Makan Enak dengan Harga Terjangkau! (foto ilustrasi dari artikel berita) 

Hal inilah yang akan menimbulkan perubahan dalam gaya hidup setiap konsumen.

"Orang tidak mikir beli yang mewah, mahal, tapi lebih mikir bagaimana kehidupannya dengan membeli makanan yang lebih bergizi dan lain sebagainya," contohnya.

Ketiga, shifting in the mindset of food safety and resource. 

Orang akan cenderung memperhatikan bagaimana kebersihan makanan dan keamanan dari produk yang akan dibelinya.

"Mereka akan lebih ingin mengetahui dari mana asal makanan, sehat atau tidak, nutrisinya, dan lainnya," tutur Adhi.

Keempat, berkaitan dengan shifting in brand loyalty. 

Pada perubahan ini, orang cenderung tidak melihat merek atau brand dari produk makanan minuman.

Brand  akan menempati posisi kedua atau ketiga dalam hal yang dicari konsumen.

"Karena sekarang, konsumen lebih memikirkan ketersediaan. Begitu mereka membeli barang tidak tersedia, mereka tidak mikir merek apa, langsung mencari yang ada saja. 

Tapi mereka juga akan memikirkan safety, kalau tidak safety, mereka tidak akan membeli," jelasnya.

 Hal tersebut, akan menjadi tantangan tersendiri bagi brand yang sudah memiliki nama. Namun di sisi lain akan menjadi peluang bagi new comer.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved