BISNIS Kuliner Tetap Jalan di New Normal, Hal Ini yang Perlu Diperhatikan oleh Pelaku Usaha Kuliner
Saat ini banyak restoran dan kafe yang tidak melayani makan di tempat, demi mencegahnya penyebaran virus.
Penulis: Chairul Nisyah | Editor: Welly Hadinata
Laporan wartawan Sripoku.com, Chairul Nisyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Wabah Virus Corona atau Covid-19 memberikan dampak hampir pada semua aspek kehidupan.
Begitu pula dengan perekonomi masyarakatnya. Tidak dapat dipungkiri beberapa bisnis, seperti Bisnis dibidang Kuliner mengalami penurunan di masa Pandemi Corona ini.
Saat ini banyak restoran dan kafe yang tidak melayani makan di tempat, demi mencegahnya penyebaran virus.
Sebagai langkah alternatif lain, beberapa restoran menerapkan konsep pesan antar makanan, take away, hingga drive thru.
Melansir dari laman berita Kompas.com, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengemukakan beberapa cara agar para pelaku bisnis khususnya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) makanan dan minuman dapat bertahan di tengah pandemi.
"Bagaimana kita memasarkan produk ini terjadi perubahan, meng-handling makanan terjadi perubahan, semua harus mengikuti protokol kesehatan," ujar Adhi dalam telekonferensi Krista Exhibitions bertajuk Recovery of the Food & Beverage Industry After Covid-19, Rabu (20/5/2020).
Lebih jelasnya, terdapat empat perubahan yang perlu diantisipasi dengan adanya perubahan pola kehidupan dan bisnis makanan dan minuman.
Pertama, Adhi mengungkapkan soal shifting in sales channels atau pergeseran saluran penjualan.
Menurutnya, saluran penjualan makanan kini semuanya harus mengikuti protokol kesehatan Covid-19.
"Saya beberapa kali order makanan dari warung-warung dan mereka ternyata juga mengikuti protokol, mereka mengikat kemasan atau bungkus makanannya dengan plastik dan mengikatnya dengan cable ties," ungkapnya.
Hal tersebut mengartikan bahwa beberapa UMKM makanan dan minuman sudah siap untuk menyambut New Normal yang mengutamakan kebersihan dan kesehatan.
Kedua, shifting the mindset of earning income and spending.
Menurut Adhi, dalam mencari pendapatan dan pengeluaran pun pelaku bisnis perlu berubah.
Ia mencontohkan bahwa pelaku bisnis perlu mengetahui setiap kelas sosial yang memiliki karakter berbeda, akan dipengaruhi oleh Covid-19.