Menuju New Normal di Sumsel

Siapkah Masyarakat Sumsel Hadapi New Normal Life? Berikut Ini 7 Hal yang Harus Dipahami

Pengamat Sosial dan Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang, Prof. Dr. Abdullah Idi. MEd mengatakan Sumsel sebenarnya siap dalam menuju new normal.

Penulis: maya citra rosa | Editor: Tarso
dokumen pribadi
Prof Dr Abdullah Idi.M.Ed 

Sebagaimana saat ini berinteraksi secara budaya melalui instrumen teknologi komunikasi, yaitu televisi, radio, internet, smartphone, dan lain sebagainya, sehingga terjadi akulturasi.

"Sehingga sebagian budaya lokal dan nasional terasingkan," ujarnya.

Hidup Kakek Asal Jepara Ini Memprihatinkan, Terkuak Berkat Perintah Plt Bupati Muaraenim Cari Warga

Siap Berlakukan New Normal, Wali Kota Prabumulih Ridho Yahya Minta Kepala Sekolah Tata Sekolahnya

Pemuka Agama di Kota Pagaralam Sumatera Selatan Sepakat Perbolehkan Sholat Berjamaah di Masjid

Seperti anjuran tata-cara cuci tangan, berkumur dan bersin untuk mencegah menularnya pandemi virus corona, hal ini berarti sama saja seperti pengulangan praktek yang lazim sebagian besar masyarakat.

Terutama umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia yang sekurangnya menunaikan ibadah shalat lima waktu.

5. Jika sebagian besar umat beragama terutama Islam, menjalankan ajaran agamanya dan menyadari pentingnya arti kesehatan.

Maka sebetulnya ajakan menuju New Normal bukanlah hal yang sulit karena bersifat neo-habit atau tradition saja.

"Tapi hal ini tergantung pada sejauhmana hal itu dipraktekkan pada diri individu dan masyarakat," ujarnya.

Semakin religius seseorang umat beragama, semakin mudah dan ringan dalam melaksanakan kebiasaan hidup bersih, disiplin, dan positif thinking.

Hal ini juga barang kali, banyak negara-negara ASEAN kalau dikalkulasikan presentasenya berada posisi level terendah dibandingkan Amerika, Eropa dan Cina-Korea.

Sebagian kalangan meyakini hal itu dikarenakan negara-negara ASEAN umumnya negara yang mengedepankan praktek nilai-nilai spiritualitas-keagamaan.

6. Kebutuhan perilaku sosial pada New Normal nantinya juga sangat relevan, dengan apa yang menjadi keyakinan masyarakat Asia Tenggara, termasuk Indonesia serta masyarakat Palembang khususnya.

Dimana lama atau tidaknya new normal ini menjadi kebiasaan baru, agaknya tergantung beberapa faktor yang bersifat sistemik.

Kembali pada kebijakan PSBB dalam upaya menuju new normal yang idealnya dipandang sebagai kebutuhan setiap orang dan anggota masyarakat.

Nantinya kebiasaan-kebiasaan baru yang bersifat positif dari new normal tersebut harus tetap dipraktekkan dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat.

Karena menurut ahli kesehatan, dalam siklus tertentu, 10 tahun sekali, virus dalam bentuk dan nama lain dapat muncul lagi.

"Jika masyarakat siap maka apapun virusnya mesti siap, seperti kita sudah biasa menghadapi virus influenza," ujarnya.

7. Hal terpenting, pengalaman wabah Virus Corona dan memasuki masa new normal nantinya perlu dijadikan bekal kesiapan pengetahuan dan pengalaman untuk kehidupan generasi selanjutnya.

Penyakit dan virus seakan tidak dapat diprediksi tetapi upaya preventif dan kuratif atau pengobatan mesti disiapkan.

"Sehingga secara mental pun masyarakat akan siap sendirinya," ujarnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved