Virus corona

Mengapa Pasien Covid-19 Menginfeksi Banyak Orang dan Ada yang Tidak?

Virus corona bisa menular dengan sangat cepat. Bermula dari satu orang yang terinfeksi, kemudian menyebar ke orang-orang yang ada di sekitarnya.

Editor: Bejoroy
tribunsumsel.com/arya
Ilustrasi - Tim Gugus Tugas Perceoatan Penanganan Covid-19 OKU Timur bagikan dan imbau masyarakat menggunakan masker Sabtu (23/5/2020). 

Ini seperti yang terjadi di Perancis, di mana diketahui kasus pertama ternyata terjadi pada 27 Desember 2019, lebih awal dari perkiraan kasus pertama yang terjadi pada 24 Januari 2020.

Jadi jika tingkat dispersi Covid-19 benar-benar 0,1, itu artinya sebagian besar rantai infeksi mati dengan sendirinya.

Ibaratnya, jika wabah di China merupakan api besar yang membuat percikan api beterbangan ke seluruh dunia, maka sebagian besar percikan api itu telah hilang begitu saja.

Pemicu terjadi klaster penularan
Menurut Christophe Fraser dari Universitas Oxford, ada beberapa faktor yang menyebabkan jenis virus corona memiliki lebih banyak klaster penularan ketimbang patogen lainnya. Salah satu faktornya adalah cara penularan.

Pada SARS-CoV-2, penularan virus sebagian besar melalui droplet atau tetesan liur ketika orang yang terinfeksi batuk, berteriak, atau berbicara.

Virus ini juga bisa menyebar melalui aerosol yang lebih halus, bergantung pada jenis udaranya. Jadi memungkinkan satu orang menginfeksi banyak orang.

"Sebagian besar klaster dengan tingkat penularan tinggi tampaknya melibatkan transmisi aerosol,” kata Fraser, yang juga pernah mempelajari superspreading dalam Ebola dan HIV.

Selain itu, karakteristik dari masing-masing orang yang terinfeksi juga memengaruhi penularan. Sebab, beberapa orang terinfeksi ternyata bisa mengeluarkan lebih banyak virus dan jangka waktu penularannya juga lebih lama.

Hal ini mungkin karena perbedaan dalam sistem kekebalan atau distribusi reseptor virus dalam tubuh orang yang terinfeksi.

ilustrasi
https://covid19.go.id/p/berita/infografis-covid-19-25-mei-2020

Sebuah studi pada tahun 2019 menunjukkan, beberapa orang ternyata menghirup partikel lebih banyak daripada yang lain ketika mereka berbicara.

Perilaku juga memainkan peran, seperti memiliki banyak kontak sosial atau tidak mencuci tangan membuat seseorang lebih mungkin menularkan virus.

Faktor lainnya adalah risiko penularan di ruangan tertutup.

Sebuah penelitian di Jepang menemukan bahwa risiko infeksi di dalam ruangan hampir 19 kali lebih tinggi daripada di luar ruangan. Ini juga yang membuat Jepang menasihati warganya untuk menghindari ruang tertutup dan kerumunan.

Contoh tempat yang rentan penularan Covid-19 adalah pabrik pengepakan daging, di mana banyak pekerja yang saling berdekatan dan suhunya yang dingin.

Kondisi lainnya menunjukkan, penularan sangat berpotensi terjadi di tempat-tempat dengan orang banyak yang berteriak atau bernyanyi, seperti yang terjadi pada klaster paduan suara AS.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved