Kisah Warga OKI yang Jadi ABK Cina, Setahun Hilang Kontak

Setelah sekian lama menunggu, pihak keluargapun akhirnya mendapatkan informasi dari perusahaan.

Editor: Soegeng Haryadi
DOK. SRIPO
Keluarga Ditelepon Dikubur di Cina 

BERITA meninggalnya Tenaga Kerja Indonesia (TKI), yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di salah satu kapal Cina bernama Long Xing 629 yang jenazahnya langsung dibuang kelaut menyisakan duka bagi keluarga, Sepri (24) dan Ari (24), merupakan warga Desa Serdang Menang, Kecamatan SP Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.

Rika Andri merupakan kakak kandung Sepri, menceritakan mereka pertama kali meninggalkan desa sudah sekitar setahun yang lalu.

"Sekitar Februari 2019 adik saya pergi ke Jawa untuk bekerja, dan sejak itulah tidak ada lagi komunikasi dengannya atau hilang kontak," ucapnya saat dimintai keterangan, Jumat (8/5/2020).

2 ABK Cina yang Dilarung ke Laut Warga OKI, Keluarga Ditelepon Dikubur di Cina

Setelah sekian lama menunggu, pihak keluargapun akhirnya mendapatkan informasi dari perusahaan.

"Barulah pada tanggal 6 Januari 2020 lalu kami mendapatkan informasi melalui telepon dari pihak perusahaan," jelasnya.

Lebih lanjut, Rika menceritakan saat itu pihak perusahaan menyuruh keluarga untuk datang kesana dengan menanggung seluruh biaya transportasi.

Polres dan Pemkab OKI akan Mendampingi Proses Hukum Korban TKI Jadi ABK di Kapal Nelayan China.

"Awalnya perusahaan tidak menceritakan mengenai kematian korban, hanya saja kami disuruh datang terlebih dahulu kesana.

Kami sempat menolak karena tidak memiliki ongkos, tetapi perusahaan menyatakan akan membayar biaya perjalan pulang pergi. Jadi kami memutuskan berangkat kesana," ujarnya.

Setelah sampai ditujuan yang dimaksud, barulah keluarga dibertahu kalau Sepri sudah meninggal pada tanggal 21 Desember 2019.

Jerit ABK Indonesia di Kapal China, Tidur 3 Jam: Mereka Makan Enak, Kami Minum Air Sulingan Laut

"Begitu saya ketemu dengan pihak perusahaan, kita dikejutkan dengan kabar kalau Sepri sudah meninggal karena sakit dan jenazahnya sudah dimakamkan di Cina, kami menerima hal tersebut," ungkapnya.

Ditambahkan Rika, tidak lama berselang setelah mengetahui hal yang sebenarnya dari pemberitaan yang telah viral, keluarga langsung menghubungi kembali perusahaan.

"Setelah kami menghubungi perusahaan dan mendapatkan perihal yang sebenarnya kalau jenazah tidak dimakamkan justru dibuang kelaut.

"Karena itu kami tidak terima karena merasa telah dibohongi, untuk selanjutnya saya meminta dilakukan penyelidikan karena selama ini Sepri tidak memiliki riwayat penyakit apapun," tegas Rika. (cr12)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved