Virus Corona
Semua Pasien di RS Kota Wuhan Sembuh, WHO Beri Peringatan 'Belum Tentu Bebas Serangan Berikutnya'
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan orang pernah terjangkit Covid-19 belum tentu kebal dan terbebas dari serangan berikutnya.
SRIPOKU.COM - Diketahui, Wuhan adalah kota pertama di dunia yang di-lock down karena virus corona
Namun, hingga kini semua pasien virus corona yang dirawat di rumah sakit di Kota Wuhan, episentrum pandemic Covid-19, telah dinyatakan sembuh dan meninggalkan rumah sakit.
Sementara itu hal tersebut berbeda dengan pihak Amerika Serikat (AS) yang mengumumkan pada Sabtu (25/4/2020) waktu setempat atau Minggu WIB, ada 895.766 positif Covid-19 (naik 30.181 orang) dan jumlah kematian bertambah 1.623 menjadi 50.439 jiwa.
"Ini hasil upaya bersama para profesional medis dari Wuhan dan dari seluruh negeri, pada 26 April, semua pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit telah diizinkan pulang," kata Mi Feng, Juru Bicara Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), Minggu (26/4/2020).
Kini perlahan-lahan kembali ke sesuatu yang mungkin digambarkan sebagai normal, setelah berbulan-bulan ketakutan dan kecemasan.
Namun banyak warga khawatir tentang munculnya wabah gelombang kedua dan bisnis berjuang untuk bangkit kembali.
Kasus pertama Covid-19 terdeteksi di Wuhan pada pertengahan Desember. Dalam minggu-minggu berikutnya, jumlah kasus melonjak.
Mulai 23 Januari hingga 8 April, penduduk tidak dapat meninggalkan kota karena pemerintah China berusaha menahan wabah tersebut.
Namun terlepas dari upaya untuk menghentikan penyebarannya, Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 2,6 juta orang di seluruh dunia.
• Masih Mewabah di Indonesia, Ini Daftar Kelemahan Virus Corona, Jokowi Sebut Hasil Penelitian Amerika
• 18 Pasien Corona di Sumsel Sembuh
Sedang Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat pada Sabtu melaporkan 895.766 kasus Covid-19, ada kenaikan sebanyak 30.181 kasus dari hitungan sebelumnya.
Angka CDC tidak mesti mencerminkan kasus-kasus yang dilaporkan oleh masing-masing negara bagian.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan orang pernah terjangkit Covid-19 belum tentu kebal dan terbebas dari serangan berikutnya.
"Belum ada bukti orang yang terinfeksi Covid-19 tidak akan mendapatkan infeksi kedua," kata WHO dalam laporan ilmiah yang dipublikasikan Jumat.
Antibodi
Ini merupakan peringatan terhadap pemerintah yang sedang mempertimbangkan mengeluarkan apa yang disebut "paspor imunitas" kepada orang-orang yang pernah terinfeksi Covid-19.
Muncul asumsi mereka aman untuk melanjutkan kehidupan normal.
"Pada titik pandemi ini, tidak ada cukup bukti tentang efektivitas kekebalan yang dimediasi antibodi untuk menjamin akurasi 'paspor imunitas' atau 'sertifikat bebas risiko,'" kata WHO.
Maria Van Kerkhove dari WHO sebelumnya mengatakan tidak diketahui apakah orang yang telah terpapar virus menjadi benar-benar kebal.
• Sembuh dari Corona, Andrea Dian Ceritakan Masa Isolasi di Wisma Atlet, Temui Pasien Gigit Perawat
• Begini Cara Petugas Medis di RSMH Palembang Pakai & Lepaskan APD, Supaya tak Terpapar Virus Corona

Laporan singkat WHO yang baru menggarisbawahi sikap itu, dan cocok dengan pernyataan ilmiah lainnya tentang gagasan mengembangkan kekebalan.
Selama briefing Jumat, Masyarakat Penyakit Menular Amerika memperingatkan tidak cukup diketahui tentang tes antibodi untuk mendapatkan kekebalan.
Mary Hayden, juru bicara IDSA dan Kepala Divisi Penyakit Menular di Rush University Medical Center, mengatakan, "Kami tidak tahu apakah pasien yang memiliki antibodi ini masih berisiko terinfeksi ulang Covid-19. Saat ini, saya pikir kita harus berasumsi mereka bisa berisiko terinfeksi ulang."
Ia merekomendasikan orang-orang yang mempunyai antibodi untuk tidak mengubah konsep jaga jarak fisik.
"Kami pikir ini adalah hal yang sangat penting untuk ditekankan karena kami khawatir antibodi akan menimbulkan salah tafsir. Orang-orang tidak perlu terkena risiko yang tidak perlu," kata Hayden.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Semua Pasien yang Dirawat di RS Kota Wuhan China Sembuh, WHO: Tak Ada Jaminan Kebal Virus