Virus Corona di Sumsel

Kasus Positif Corona di Sumsel 70 Persen OTG

Sebanyak 70 persen kasus positif di Sumsel didominasi orang tanpa gejala (OTG).

Editor: Soegeng Haryadi
DOK. SRIPO
70 Persen OTG Pasien Positif Corona di Sumsel 

“Mungkin saya atau Anda bisa juga jadi OTG, sehingga perlu melakukan anjuran pemerintah,” ujar Agus.

Kasus positif COVID-19 di Indonesia per Sabtu, 25 April hingga pukul 12 siang mencapai 8.607. Hal ini dinyatakan Juru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers reguler pada Sabtu sore via siaran langsung dari Youtube.

“Pertambahan kasus konfirmasi positif hari ini adalah 396 pasien,” kata Yuri.

“Akumulasi sembuh hari ini mencapai 40, sehingga akumulasi totalnya menjadi 1.042 orang, total meninggal 720 orang,” imbuh dia.

Sementara kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP) 206.911. “Ini adalah akumulasi, sebagian sudah selesai pemantauan dan dinyatakan sembuh,” ujar Yuri.

Sementara kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 19.083. “Semua provinsi terdampak, sementara kabupaten/kota yang terdampak adalah 280 [jumlah kabupaten dan kota di Indonesia mencapai 514],” Yuri menjelaskan.

Penambahan jumlah kasus positif hari ini menurun dalam 24 jam terakhir dibanding kemarin. Pada 24 April, total kasus positif menjadi 8.211 kasus atau bertambah 436 hanya dalam satu hari.

Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo menyatakan, satu di antara yang bisa dilakukan masyarakat adalah dengan tidak bepergian ke luar rumah. Karena itu Doni meminta rakyat turut berpartisipasi dalam memutus mata rantai penularan virus corona (COVID-19) di Hari Kesiapsiagaan Bencana yang jatuh pada 26 April.

“Kegiatan hari Kesiapsiagaan Bencana di tahun 2020 tetap dilaksanakan dengan kegiatan yang berfokus pada pemutusan rantai penyebaran Covid-19, yaitu dengan tetap di rumah saja,” kata Doni dalam konferensi pers di Graha BNPB, Minggu (26/4).

Doni tak henti-hentinya meminta masyarakat untuk melakukan segala aktivitasnya di rumah. Mulai dari bekerja, belajar dan beribadah di rumah.

Menurutnya, untuk dapat memutus rantai penularan virus yang berasal dari Kota Wuhan, masyarakat diminta untuk tetap jaga jarak, menghindari kerumunan dan menggunakan masker.

Selain itu, yang terpenting, masyarakat harus rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir serta tidak menyentuh mata, hidung dan mulut.

“Jadikanlah bulan suci Ramadan 1441 Hijriah ini sebagai momen untuk memutus mata rantai COVID-19,” kata Doni.

Doni pun mengajak masyarakat untuk dapat meningkatkan kedisiplinan dalam menghentikan penyebaran COVID-19. Karena itu, semakin disiplin, maka pandemi akan segera berakhir.

“Cepat atau lambatnya pandemi COVID-19 ini tergantung dari tingkat kepatuhan kita dalam melaksanakan protokol kesehatan. Semakin disiplin, semakin cepat wabah berakhir,” ujar Doni.

Doni pun mengingatkan masyarakat untuk tidak mudik ataupun berkumpul dalam bentuk apapun. Hal ini semata untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.

“Apabila dilaksanakan dengan baik, Anda sudah menjadi pahlawan bagi diri sendiri, keluarga, serta masyarakat sekitar,” kata Doni. (mg3/ ribunnetwork/cep)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved