Human Interest Story

Kisah Wong Kito Terkunci di Malaysia dan Skotlandia, Sembako tak Putus Plus Pinjaman Modal

Selama lockdown ia hanya duduk dan diam diri saja di rumah atau apartemen karena tak bisa kemana-mana lagi.

Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM/ANTON
Ilustrasi lockdown. 

"Sampai bulan Maret lalu saya masih ada kelas, masih study, masih ke kampus. Saya juga sempat kerja parttime tapi sudah gak lagi sejak Febuari lalu.Biasanya juga ngegym tapi sekarang gak bisa lagi," jelasnya.

Wanita ini mengaku , sejak lockdown yang diberlakukan di negara yang ia berada saat ini ia pun tak bisa melakukan aktivitas lagi dan hanya berdiam diri dirumah saja.

Ia menceritakan saat ini keadaan di Skotlandia khususnya di Glasgow, tempat ia berada termasuk yang paling banyak dibanding kota-kota lainnya.

"Tapi di Glasgow lagi membaik sekarang. Cuma dari 10 ribu kasus yang ada ternyata hanya seperenam kasus yang benar-benar reallated corona ternyata ada penyakit lain yang disebabkan oleh pandemi ini," jelas dia.

Tara mengatakan saat ini, kondisi di Skotlandia memang lockdown tapi gak dalam artian bukan semua total lockdown atau semua tutup.

"Melihat peraturannya stay at home boleh keluar rumah tapi kalau hanya untuk olahraga pagi atau sepedaan, kita boleh belanja atau ke supermarket," jelasnya.

Kemudian untuk bisnis lain seperti retail,cafe, restaurant itu sudah dilockdown alias tutup. "Jadi yang ada hanya apotek tapi juga ada jamnya," ungkap dia.

Mengenai ketahanan pangan, lanjut Tara agak sulit membandingkannya dengan Indonesia. Ia mengatakan disini sudah banyak yang work from home bahkan orang kehilangan pekerjaan.

"Terutama bisnis starup, orang-orang intership seperti saya. Seperti summer ini ada tiga intership yang saya batalkan jadi gak ada pemasukan," jelasnya.

Akan tetapi, lanjut Tara pemerintah disini memberi jaminan dari range 300 sampai 1000 pound untuk diberikan kepada employeenya untuk jaminan bertahan hidup," ungkap dia.

Ia mengaku diawal-awal lockdown di Skotlandia mengaku sempat kehabisan tisu, pasta, roti atau pangan primer lainnya.

"Tapi hanya satu minggu yang parah banget setelahnya tidak," jelas Tara.

Tara juga mengatakan di Skotlandia juga selama lockdown dilarang keluar rumah dan dikenakan sanksi. "Patroli juga ada tapi disini gak terlalu keliatan," ungkap dia.

Wanita berhijab ini juga berharap agar corona ini cepat berlalu dan kita tetap bisa menjaga kesehatan, jaga komunikasi dan tetap stay at home.

"Semoga ini gak akan lama," pungkas dia. (rie)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved