Human Interest Story
Kisah Wong Kito Hindari Lockdown di Eropa, Panik Sehari 1.000 Orang Terinfeksi
Pada saat tanggal 13 di Belanda, Indah pun memutuskan untuk membeli tiket dan memutuskan untuk pulang lebih cepat dari yang dijadwalkan.
WABAH corona virus (Covid-19) terjadi di berbagai negara seperti juga di Paris. Nah Selebgram asal Palembang ternyata sempat ke Paris dan bahkan harus rela pulang sebelum jadwal yang direncanakan.
"Saya ke Paris itu tanggal 3 Maret dan harusnya sampai tanggal 18 Maret 2020. Namun karena diinfokan Paris akan lockdown maka saya mempercepat kepulangan," kata Indah Rizky Ariani saat Sumsel Virtual Fest 2020 yang diadakan Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post, Senin (6/4/2020).
Lebih lanjut ia menceritakan, bahwa saat mendengar Paris akan lockdown posisinya ia masih di Belanda. Namun karena ia membawa mobil sendiri maka cepat move on dari satu tempat ketempat yang lain.
• Masuknya Suporter Italia diLaga Lyon Vs Juventus, Penyebab Utama Penyebaran COVID-19 di Prancis
• Cerita WNI di Italia Saat Lockdown, Penerapan Denda hingga Tuntutan Hukum Bagi Pelanggar Karantina
"Banyak yang bertanya pada saya kenapa tetap memutuskan pergi padahalkan pademik Covid-19 sedang marak. Ini karena berawal dari janji saya kepada teman-teman untuk melihat salju," kata Indah traveler asal Palembang.
Menurutnya, ketika ia memutuskan untuk ke Paris, di Paris itu baru dua orang yang positif Covid-19. Untuk itu ia beli tiket, lalu mengurus visa dan terbang ke Paris.
Namun ketika ia sampai di Paris, yang positif Covid-19 itu bertambah menjadi ratusan orang. Lalu keesokan harinya bertambah lagi hampir 1.000 orang. Karena kabarnya pada saat itu ada yang dari daerah pandemi main di Disneyland, sehingga terjadilah lonjakan.
"Disitu saya cemas mau pulang apa melanjutkan perjalanan. Kalau pulang alangkah banyak biaya yang harus dikeluarkan dan saya juga harus memenuhi janji saya dengan teman untuk memperlihatkan beberapa negara. Saya tetap berfikir, jalannya dapat, tidak rugi dan selamat," ungkapnya.
Lalu pada saat tanggal 13 di Belanda, Indah pun memutuskan untuk membeli tiket dan memutuskan untuk pulang lebih cepat dari yang dijadwalkan. Ia telepon pihak tiketnya untuk memajukan jadwal kepulangan di tanggal 15 Maret 2020, dan ia kena biaya tambahan Rp 2 juta.
"Kagetnya, ternyata di Singapuranya itu akses sudah ditutup. Karena memang pemerintah Singapura sangat ketat sekali, bahkan ada teman saya juga yang mencoba ke sana akhirnya tetap disuruh balik lagi. Jadi saya serba salah, ke ilir salah ke ulu salah," ceritanya.
Kemudian Indah berinisiatif untuk menghubungi kembali pihak tiket. Dan ternyata tiketnya sudah tidak bisa di cancel, karena sebelumnya sudah direschedule. Akhirnya ia pun membeli tiket baru dengan harga yang lebih mahal, yaitu Rp 9 juta dari harga tiketnya yang sebelumnya sudah ia beli hanya Rp 8 juta.
"Saat itu yang terbang hanya Garuda Indonesia dari Paris ke Amsterdam, karena Amsterdam belum menutup akses. Tapi karena saya sewa mobil di Paris maka saya harus mengembalikan dulu mobilnya ke Paris," katanya.
Indah pun tak ingat persis tanggal pastinya ia pulang ke Indonesia kapan, tapi yang pasti tanggal 16 Maret ia sudah di Indonesia.
Menurutnya, kalau biasanya maskapai Garuda Indonesia ini tidak banyak bule yang naik, tapi waktu itu isinya banyak bule. Karena memang maskapai lainnya banyak cancel.
"Akhirnya sampai di Indonesia. Saya kaget di Indonesia hanya dapat kartu di clear kesehatan. Yang isinya menerapkan secara jujur apakah merasakan flu, batuk dan lain-lain, ya saya jawab saja ia karena memang saya merasa itu," ungkapnya.
Kemudian ia pun memberikan kartu tersebut ke petugas medis. Namun ia terkejut, karena ia menyampaikan bahwa ia ada gejala batuk, flu tapi dikatakan tidak apa-apa, besok kalau masih sakit ke rumah sakit saja.