Pasien Corona Seperti Orang Mati Syahid, Masyarakat Diminta Tak Menolak Pemakamannya
Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas mengatakan, wajib hukumnya bagi umat Islam menghormati jenazah dengan cara memakamkannya.
JAKARTA, SRIPO -- Majelis Ulama Indonesia (MUI), MUhammmadiyah, dan Nahdlatul Ulama (NU) angkat bicara soal adanya sejumlah penolakan dari masyarakat terkait dengan pemakaman jenazah pasien positif corona. Tiga organisasi itu sepakat bahwa masyarakat tidak seharusnya menolak pemakaman jenazah pasien penderita COVID-19.
Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas mengatakan, wajib hukumnya bagi umat Islam menghormati jenazah dengan cara memakamkannya.
“Dalam Islam, orang yang masih hidup harus dan wajib hukumnya menghormati jenazah. Dan salah satu cara menghormati jenazah dalam Islam yaitu dengan menguburkannya,” kata Anwar dalam keterangannya, Kamis (2/4).
• Dua Hektar Lahan Disiapkan untuk Pemakaman Khusus Positif Covid-19, Lokasinya Ada di Gandus
• Antisipasi Penolakan Pemakaman Jenazah Positif Corona, Sumsel Disarankan Bentuk Tim Khusus Pemakaman
Anwar memahami ada ketakutan masyarakat terhadap terjadinya penularan virus corona. Namun, adanya penolakan tersebut tentu amat memprihatinkan dan sangat disesalkan. Sehingga, ia mengatakan, perlunya ada penjelasan dari pihak ahli dan pemerintah terkait dengan penguburan jenazah positif corona yang aman agar masyarakat paham dan tak khawatir.
“Kepada masyarakat kita harapkan bila penguburan jenazah yang aman seperti yang dikatakan oleh para ahli dan pemerintah tersebut sudah terpenuhi dan dipenuhi, maka kita harus bisa menerima dan menghormati, serta menyelenggarakan pemakamannya. Jangan lagi ada penolakan-penolakan karena hal itu jelas akan membuat kita susah semua. Semoga Allah SWT melindungi dan menjauhkan kita dari wabah yang menakutkan ini,” ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah penolakan pemakaman jenazah terpapar virus corona terjadi di sejumlah daerah. Salah satunya adalah di Banyumas, yang bahkan jenazah tersebut kembali digali usai dikuburkan. Sebab, masyarakat menolak saat tahu bahwa jenazah itu merupakan pasien positif corona.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyayangkan penolakan jenazah positif Corona yang belakangan ini terjadi di beberapa daerah. Ia mengatakan pasien yang meninggal akibat COVID-19 harus diperlakukan dengan penghormatan yang baik. Bahkan, kata Haedar, menurut Tarjih Muhammadiyah pasien COVID-19 meninggal dunia dan sebelumnya telah berikhtiar dengan penuh keimanan untuk mencegah dan atau mengobatinya, maka mendapat pahala seperti pahala orang mati syahid.
“Jika pemerintah dan para pihak telah menetapkan kuburan bagi jenazah COVID-19 sesuai protokol, maka tidak sebaiknya warga masyarakat menolak penguburan. Apalagi sampai meminta jenazah yang sudah dimakamkan dibongkar kembali dan dipindahkan,” kata Haedar melalui keterangan pers tertulis, Kamis (2/4)
Haedar meminta agar mereka yang dinyatakan positif COVID-19 juga harus disikapi dengan baik. Jika dikarantina di satu lokasi atau menempuh karantina sendiri di kediamannya jangan sampai warga menolak. “Aparat setempat agar dengan bijak memahamkan warga dan jangan ada yang ikut-ikutan menolak,” ujarnya.
Semua pihak, kata Haedar, diminta berkorban dan menunjukkan keluhuran sikap kemanusiaan dan kebersamaan. Warga yang menolak agar diberi pemahaman, karena menurut Haedar mereka mungkin terlalu panik dan belum mengerti.
Selain itu, kata dia, peran tokoh dan pemuka agama setempat sangat penting. Hal ini untuk ikut serta dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat. Ia ingin agar masyarakat Indonesia benar-benar berjiwa sosial, gotong royong, dan relijius terhadap sesama. Apalagi kepada korban COVID-19 yang meninggal dan keluarganya, yang semestinya perlu dibantu.
“Sikap berlebihan justru tidak menunjukkan keluhuran budi dan solidaritas sosial yang selama ini jadi kebanggaan bangsa Indonesia,” kata Haedar.
Sementara Ketua PBNU, KH Said Aqil Sirodj mengatakan, jika mekanisme penanganan rumah sakit sudah sesuai standar keamanan medis, maka masyarakat tidak perlu menolak jenazah yang meninggal akibat COVID-19.
“Jangan menolak jenazah saudara kita yang meninggal dunia karena COVID-19.” ungkap Said.
Ia juga meminta agar tetap mendoakan pasien meninggal karena wabah virus corona ini. “Mari kita doakan orang yang meninggal karena covid-19 ini Insyaallah syahid. Kita pun dapat pahala ketika mengantar jenazahnya,” ungkapnya. (tribun network/den/lrs/rin/dod)