Derita TKW Asal Lahat di Negara Ada Kasus Virus Corona, Sekedar Beli Masker Pun Kini tak Mampu
Selain memberikan bantuan masker bagi tenaga kerja wanita (TKW) di Hongkong, Bupati Lahat Cik Ujang SH turut prihatin terkait ancaman Virus Corona.
Penulis: Ehdi Amin | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, Ehdi Amin
SRIPOKU.COM, LAHAT - Belasan negara sudah ada kasus Virus Corona.
Sementara, masih banyak warga Indonesia yang 'terjebak' di sejumlah negara yang sudah ada kasus Virus Corona.
Banyak alasan mereka belum bisa pulang ke negara asal, entah itu biaya, masih terbebani dengan kontrak kerja, hingga persoalan penerbangan yang kabarnya lebih sulit ketimbang sebelum terjadinya Virus Corona.
Terpaksa masih tinggal di negara yang ada kasus Virus Corona membuat rasa kecemasan begitu besar pada diri WNI, termasuk seorang TKW asal Lahat bernama Perni ini.
• Respon Bupati Lahat, Dapat Curhatan dari Warganya di Hongkong, Minta Masker Terancam Virus Corona
Beberapa waktu yang lalu, Perni pernah membuat cuitan di media sosial perihal rasa cemas yang melanda dirinya.
Cuitan itu langsung ia arahkan ke Gubernur Sumsel Herman Deru dan Bupati Lahat Cik Ujang.
Tak hanya itu, Perni yang datang dari Desa Penantian, Kecamatan Jarai, Kabupaten Lahat, juga secara langsung menghubungi wartawan Sripoku.com melalui sambungan telepon.
Dalam pembicaraan tersebut, ini mengatakan jika ia dan rekan rekan TKI asal Sumsel dan Indonesia pada umumnya kesulitan mendapatkan masker.
Ironisnya lagi, diungkapkan Perni, masker produk indonesia dan dijual orang Indonesia mengalami kenaikkan dua kali lipat sehingga membuat para TKI tidak mampu beli.
Perni, yang dari sambungan telepon sangat takut dan mencemaskan keadan ia dan rekan rekanya di Hongkong berharap ada bantuan dari Gubernur Sumsel dan Bupati Lahat.
• Virus Corona Mewabah, Suplier Masker di Palembang Kewalahan Terima Order, Harga Naik Signifikan
"Warga Hongkong sudah ada yang meninggal dan wabah Virus Corona ini terus merebak.
Kami sangat takut. Jangankan untuk pulang untuk keluar saja dari rumah kami tidak boleh.
Saat ini kami kekurangan masker sementara yang masker yang dijual orang Indonesia di naik dua kali lipat, "kata Perni.
Dari curhatan tersebut, respon cepat ditunjukkan Cik Ujang, dengan mengirimkan bantuan masker ke Hongkong.