Taruhan Nyawa, Ternyata Ini Alasan Jasad Pendaki di Gunung Everest Dibiarkan & Tak akan Dievakuasi!

TERNYATA Ini Alasan Jasad Pendaki di Gunung Everest Dibiarkan & Tak akan Dievakuasi, Taruhan Nyawa!

Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata

Oksigen akan terus menurun hingga sepertiganya saat berada di puncak Everest yang memiliki ketinggian 8.850 meter di atas permukaan laut.

Semakin tinggi, tekanan udara semakin rendah. Tekanan udara yang rendah tersebut membuat oksigen lebih menyebar sehingga lebih sedikit.

"Pengurangan tekanan udara dan oksigen yang berarti punya efek merugikan pada otak dan tubuh," jelas Weiss seperti dikutip Foxnews, Rabu (1/6/2016) lalu.

Penurunan tekanan udara dan oksigen yang memicu penyakit ketinggian akan menyebabkan terjadinya penumpukan cairan di otak atau paru-paru atau keduanya sekaligus.

Penumpukan cairan di otak akan mengakibatkan seseorang kehilangan koordinasi. Hal ini akan menyebabkan koma bahkan kematian.

Sementara itu, penumpukan cairan pada paru-paru yang akan mengakibatkan seseorang kesulitan bernapas, efeknya sama seperti tenggelam. Akhirnya, seseorang bisa meninggal dunia.

Pada para calon pendaki, Weiss menyarankan, bila sudah mengalami penyakit ketinggian ringan pada ketinggian sekitar 2.400 meter, pendaki menunda dahulu perjalanan, bertahan selama 24-48 jam.

Jika kondisi tak menjadi lebih baik, Badan Kesehatan Inggris menyarankan pada pendaki untuk turun hingga ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.

Saat kondisi sudah tak memungkinan untuk melanjutkan perjalanan, yang sering terjadi, orang justru menolak untuk turun ke bawah karena mereka berpikir puncak sudah cukup dekat dan mereka harus melanjutkannya. Nyatanya justru berujung kematian.

Jasad Pendaki di Gunung Everest Dibiarkan dan Tidak akan Dievakuasi, Ternyata Ini Alasannya!

Yuk follow Instagram Sriwijaya Post

Serta sukai fanspage Sriwijaya Post

Jangan lupa juga subscribe Youtube Channel SripokuTV

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved