Ada Warganya Meninggal Disebut bukan karena DBD, Bhabinsa Desa Pangkul Cambai Prabumulih Ini Geram

Puluhan warga Desa Pangkul Prabumulih diserang penyakit DBD. Namun, kasus ini terkesan ditutup-tutupi dinas kesehatan.

Editor: Refly Permana
tribunsumsel.com/edison
Kondisi lingkungan Desa Pangkul Jawa yang tergolong bersih, drainase lancar, dan selain menanam toga juga pembibitan karet di depan rumah namun banyak warga terkena DBD. 

Kami sangat berharap kepada Dinkes Prabumulih untuk di fogging secara merata, memang mati dan sakit itu takdir tapi kalau sudah ada usaha masyarakat tidak kecewa," bebernya.

Pria yang merupakan Bhabinsa itu menuturkan, beberapa waktu lalu warga-warga yang kena DBD dilakukan fogging namun hanya di rumah warga yang terkena saja tidak menyeluruh.

"Di sebelah rumah saya ini kemarin di fogging tapi di rumah saya tidak, padahal nyamuk ada sayap bisa terbang ke mana-mana dan katanya fogging fokus itu jarak 100 meter tapi kenapa hanya satu rumah," sesalnya.

Disinggung pernyataan Dinkes bahwa fogging bukan solusi, Sutrisno membeberkan jika fogging bukan solusi maka apa yang menjadi solusi harus dijelaskan kepada masyarakat karena masyarakat tidak tahu.

"Karena kalau untuk kebersihan lingkungan bisa dilihat Desa Pangkul sini setiap minggu selalu gotong royong dan bisa dicek sendiri kiri kanan rumah bersih dibanding daerah lain.

Sebar Jumantik di Daerah Endemis, Dinkes PALI Imbau Warga Waspada DBD Musim Penghujan

Saya sudah 10 tahun lebih tinggal di sini dan setiap awal hujan pasti ada yang kena DBD dan sudah ada 2 warga yang meninggal karena DBD, tahun ini satu dan tahun lalu satu," bebernya berharap dinas kesehatan cepat tanggap.

Hal yang sama disampaikan Kadus 6 Desa Pangkul, Rian yang mengharapkan ada solusi dan ada penanganan khusus terhadap kejadian yang sering terjadi tiap tahun di desa itu.

"Lihat sendiri desa kami, kalau drainase lancar, genangan tidak ada tapi tiap tahun banyak yang kena DBD, kami tidak tahu kenapa padahal gotong royong selalu dilakukan," bebernya.

Rian juga membenarkan jika sudah puluhan warga desa Pangkul Jaya atau Pangkul Jawa yang terkena penyakit demam berdarah akibat nyamuk Aedes aegypti.

"Sudah banyak warga, daya saja baru sembuh, istri dan anak kena DBD semua. Itu penjelasan dokter kita kena DBD," katanya berharap adanya penanganan lebih lanjut dari pemerintah.

Sementara Kepala Desa Pangkul, Jakaria Yadi ketika dibincangi mengaku heran mengapa warganya khususnya di Pangkul Jaya banyak terkena penyakit DBD, sementara warga di Pangkul Dusun tidak.

"Kami heran juga kenapa di pangkul sini yang banyak terkena DBD, padahal jauh dari sungai dan bersih. Pangkul dusun yang dekat dengan sungai kelekar justru tidak ada kena DBD," bebernya.

Cegah DBD, Camat Gandus Turun Langsung Lakukan Fogging dan Penyuluhan ke Warga Perum Pemkot

Jakaria Yadi menuturkan, Desa Pangkul Jawa memang sering menjadi percontohan dan selalu menang lomba kampung toga bahkan mendapatkan penghargaan tingkat nasional sebagai Desa Percontohan Toga terbaik namun tidak tahu apa penyebab yang membuat banyak terserang DBD.

"Untuk pembersihan dan gotong royong kita justru rutin, kita heran juga. Kalau untuk bak mandi dinas kesehatan pernah membagikan bubuk abate dan fogging baru dua kali dulu," tuturnya.

Menanggapi permasalahan itu Ketua DPRD Prabumulih, Sutarno SE menegaskan jika dinas kesehatan pemerintah kota Prabumulih harus turun langsung mengatasi permasalahan kesehatan di tengah masyarakat tersebut apalagi sudah ada puluhan warga terkena penyakit DBD.

Halaman
123
Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved