TNI Siap Evakuasi 245 WNI yang Terisolasi Corona,Tim Dilengkapi Baju Astronot
Jumlah korbannya pun terus bertambah menjadi 170 orang meninggal dunia, dan 7.864 kasus terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengatakan, mempertimbangkan proses yang harus ditempuh apabila WNI di Wuhan sudah berhasil dievakuasi ke Indonesia. Direktur Jenderal (Dirjen) Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu Desra Percaya mengatakan, pertimbangan tersebut diperlukan agar seluruh masyarakat dapat terlindungi dari mewabahnya virus corona.
"Yang kami pertimbangkan dan kami hitung adalah mengenai perlindungan di dalam negeri," kata Desra saat rapat dengan Komisi I di Komplek Parlemen, Senayan, Kamis. Ia mengatakan, apabila evakuasi telah dilakukan, maka setelah tiba di Indonesia, WNI tersebut tidak bisa langsung berbaur dengan masyarakat.
Kemenlu menyebut pihaknya menyiapkan pesawat charter dari maskapai penerbangan sipil untuk mengevakuasi WNI dari Wuhan, China. "Kami siapkan charter flight dari civil flight. Dari Kemenlu bisa menjamin bahwa anggaran tidak masalah," ujar Desra.
Mereka harus dikarantina terlebih dengan waktu 2x14 hari atau 28 hari. Desra mencontohkan Australia yang mengkarantina warganya di Christmas Island. "Ini kan tidak semata-mata bahwa warga pulang, membaur tapi juga ada proses karantina," kata dia
Hal senada disampaikan Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid. Ia mengatakan, apabila evakuasi dilakukan, maka pemerintah harus langsung mempersiapkan segala keperluan untuk isolasi.
"Jadi ini tidak hanya membawa orang ke luar kota (Wuhan), tapi dalam proses membawa ke luarnya itu, isolasi terhadap warga negara kita itu juga penting. Saat mereka keluar apartemen bisa kemungkinan terpapar juga ada," kata dia.
Korban 170 Jiwa
Korban meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona Wuhan atau 2019-nCoV terus bertambah. Data terkini, Kamis (30/1), 170 orang meninggal dunia, bertambah dari hari sebelumnya 132 orang. Terdapat 38 kematian baru termasuk 37 di Provinsi Hubei, dan kasus lainnya di Provinsi Sichuan, barat daya China.
Selain itu, terdapat 7.864 kasus terkonfirmasi virus corona yang masih satu keluarga besar dengan SARS dan MERS ini. Virus Corona disebut mirip SARS dan MERS. Virus Corona menular merlalui pernafasan, mirip Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
SARS muncul di China, kurun wkatu tahun 2002-2003, menewaskan 774 jiwa. Adapun MERS atau sindrom pernapasan Timur Tengah merebak di Arab Saudi pada 2012 yang ditularkan melalui unta. MERS telah menyebabkan 2.494 kasus yang dikonfirmasi di 27 negara dan membunuh 858 orang. Penyebab virus Corona belum diketahui secara pasti, namun disebut-sebut dari hewan liar.
Virus Corona yang telah menyebabkan puluhan kematian dan ratusan orang jatuh sakit di seluruh dunia diyakini bermula dari sebuah pasar di Wuhan, provinsi berpenduduk 11 juta jiwa. Wuhan adalah kota terbesar ke-7 di China, dan kota terbesar ke-47 di Dunia. Ukurannya kurang-lebih London, Inggris.
Pihak berwenang percaya virus corona berasal dari hewan liar yang dijual Pasar Seafood (Makanan Laut) Huanan, Wuhan. Pasar itu menjual berbagai jenis hewan, termasuk hewan liar.
Dilansir dari South China Morning Post, 27 Januari 2020, pemerintah Provinsi Hubei memasang papan iklan di pasar tersebut mencantumkan gambar rubah, buaya, anak anjing, serigala, salamander, ular, tikus, burung merak, landak, bahkan koala. Tercatat, Pasar Huanan menjual lebih dari 112 jenis hewan hidup.
Penyebaran virus pun meluas ke 18 negara yang telah mengonfirmasi penemuan kasus serupa. Negara-negara tersebut yaitu Malaysia menemukan 4 kasus Corona, Jepang (4 kasus), Korea Selatan (4 kasus), Taiwan (5 kasus), Thailand (8 kasus), dan Singapura (4 kasus).
Kemudian Australia (5 kasus), Amerika Serikat (5 kasus), Kamboja (1 kasus), Nepal (1 kasus), Kanada (1 kasus), Sri Lanka (1 kasus), Perancis (1 kasus), Vietnam (2 kasus), Jerman (1 kasus), Uni Emirat Arab (1 kasus), dan Finlandia (1 kasus).
Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) menjelaskan virus corona dapat menular dalam masa inkubasi yang berlangsung hingga dua minggu atau 14 hari. Hal ini menandakan kemampuan virus untuk menyebar semakin kuat. "Wabah ini diperkirakan masih akan berlanjut untuk beberapa waktu," ujar Ma Xiaowei, menteri yang bertanggung jawab atas NHC, dikutip dari South China Morning Post, Kamis (30/1).