Rusunami Jakabaring Riwayatmu Kini, Dibiarkan Menjadi Ghost Town

Masih sepinya peminat warga mendiami Rusunami itu, diduga karena kempilikan hanya sistem Hak Guna Bangun (HGB).

Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Soegeng Haryadi
DOK. SRIPOKU.COM
Bangunan Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) di Jakabaring 

Sejak selesai dibangun pada awal tahun 2018 lalu, Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) di Jakabaring Palembang hingga kini masih sepi tak berpenghuni, Selasa (21/1). Rusunami yang terdiri atas 1.226 unit dengan 10 lantai terlihat kosong melompong. Tak ada aktivitas mencolok di kawasan tersebut. Ketika hendak masuk ke komplek rusunami yang memiliki tiga gedung itu, kita akan disambut dengan hamparan semak belukar yang membentang luas persis di depan Rusunami.

Meski gedung rusunami masih berdiri kokoh, namun banyaknya semak belukar tersebut, membuat rusunami terkesan seperti tak terawat dan kumuh. Segerombolan anjing juga terlihat bebas wara-wiri bermain di tower-tower rusunami. Hewan tersebut dibiarkan bebas bermain sehingga tak jarang di beberapa sudut tampak terlihat kotoran anjing berceceran.

Petak kamar di masing-masing unit rusunami catnya juga terlihat mulai memudar. Di depan pintu kamar terlihat tersedia tempat untuk menjemur handuk tersusun rapi di setiap kamar. Selain itu, lift di tower rusunami juga tampak tak berfungsi. Untuk menuju ke kamar seseorang terpaksa harus melewati tangga yang berada di samping lift.

Jembatan besi yang menjadi satu-satunya akses menuju komplek rusunami pun kini telah berkarat. Pintu gerbang berwarna biru sepanjang sekitar 20 meter pun tak tampak tertutup. Di depan pagar terdepat tulisan "selain petugas dan karyawan dilarang masuk".

Meski terdapat larangan masuk ke areal rusunami, namun pada sore hari beberapa warga kerap masuk ke dalam, untuk sekadar menikmati senja atau berswafoto lewat pintu pintu kecil. Bebasnya para warga masuk ke areal tersebut tak terlepas dari tak adanya penjagaan dari Satuan Pengamanan (Satpam) yang berjaga di pintu gerbang.

Rusunami atau Sentraland Jakabaring Apartment itu sendiri memiliki 3 tower dengan1.246 unit yang memiliki 2 tipe seperti Tipe Studio dengan luas 23.5 meter persegi, harga subsidi Rp 204.000.000 dan tipe 2 bed room dengan luas 33 meter persegi, harga subsidi sebesar Rp 284.727.000.

Tiga buah tower rusunami eks wisma atlet Asian Games 2018 di Jakabaring Palembang tampak berdiri kokoh. Bangunan yang selesai dibangun awal 2018 itu merupakan Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) yang dikomersialkan kepada masyarakat.

Setelah hampir dua tahun perhelatan Asian Games 2018, rusunami kini dalam kondisi sepi tanpa penghuni. Tak hanya itu, bahkan bangunan megah itu terkesan kumuh dan tak terawat, layaknya sebuah kota berhantu atau ghost town.

Di belakang tower rusunami terdapat anak sungai dengan tumpukan tanah bekas proyek yang dibiarkan berantakan. Ketika Sripo menyambangi Rusunami, Selasa (21/1) mendapati halaman dipenuhi rumput-rumput liar dan ilalang pun dibiarkan tumbuh bebas mulai dari pintu masuk hingga ke dalam rusunami.

Di sekitarnya juga terlihat sejumlah sampah dan botol plastik yang berserakan. Pun pintu pagar yang dicat biru sudah mulai terlihat kotor dan berdebu. Sebenarnya, tak bisa sembarang orang masuk ke dalam areal rusunami. Tetapi karena tak ada penjagaan di depan pagar membuat masyarakat dengan leluasa keluar masuk ke dalam areal rusunami.

Dari orang mancing hingga pasangan muda-mudi tampak dengan bebas masuk ke sana. Biasanya, pada sore hari pasangan yang di mabuk asmara tampak asik memadu kasih di sana. Dengan memarkirkan motor di depan pintu, beberapa pasang kekasih dengan bebas masuk ke sana, diduga tak jarang ada yang melakukan hal tak senonoh di sana, karena suasana yang sepi.

Rendi, salah seorang warga sekitar, mengaku hampir setiap hari 3-5 pasangan muda-mudi menghabiskan sore hari di areal Rusunami Jakabaring. Sepasang kekasih ini pada umumnya pacaran di tempat yang sepi dan tertutup rimbunnya rerumputan.

"Kalau yang pacar hampir tiap sore pasti ada di sini. Kadang-kadang mereka sampai masuk ke areal rusunami. Tahu sendirilah apa yang dilakukan orang pacaran di tempat sepi," jelasnya.

Ayu, salah seorang warga Palembang yang dijumpai sripo tengah berpacaran di kawasan tersebut, mengaku sering menghabiskan waktu bersama pacarnya. Ia memilih pacara di kawasan itu lantaran tak harus mengeluarkan biaya, berbeda jika masuk ke dalam JSC harus membayar biaya masuk kendaraan dan orang.

"Di sini (areal rusunami) enak tidak bayar, jadi enak jalan-jalan sore. Nggak ngapa-ngapain kok, kami hanya pacaran sambil makan makanan ringan," kartanya.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved