Terduga Dalang Isu Bom Dibebaskan
Isu Bom di Komplek Sederhana TNI, Kala Dugaan Polda Sumsel dan Hasil Pemeriksaan Polrestabes Berbeda
Berakhir sudah peristiwa isu teror bom di Komplek Sederhana TNI setelah terduga pelakunya diketahui.
"Setelah diperiksa lebih detil, ternyata tas itu hanya berisikan kabel dan pipa saja. Bukan berisi bom berdasarkan teror dari si penelepon," ujar Supriadi.
Karena akan membuat cemas, tas berisikan kabel dan pipa tersebur, diputuskan untuk dimusnahkan tim Gegana Brimob Polda Sumsel.

Menurut Supriadi, bila teror ini karena berlatar belakang masalah usaha tour and travel umroh. Pelaku diduga tidak senang dengan usaha yang digeluti Sunariah yang terlihat lebih maju.
"Ini diduga orang yang kenal sama pemilik rumah. Karena, sebelumnya sempat menelepon dan meneror bila ia sudah meletakan bom di rumah. Dari keterangan pemilik rumah, ada yang tidak senang usahanya maju," ujar Supriadi.
Meski bukan bom yang sebenarnya diletakan di depan rumah Sunariah, tetapi dengan teror yang ada dan sudah meresehakan masyarakat, Menurut Supriadi kasus ini tetap akan dilakukan penyelidikan.
"Nanti, siapa pelakunya baru bisa ketahuan. Setelah penyidik melakukan penyelidikan dan memeriksa saksi-saksi," ujarnya.
5. Seorang pelajar ditangkap lalu dilepaskan
Beberapa jam pasca peristiwa ini, Polrestabes Palembang mengamankan seorang pelajar berinisial BY yang diduga pelaku yang meletakkan benda-benda mencurigakan di halaman rumah Sunariah.
Namun, ketika menggelar perkara ini Rabu (11/12/2019), polisi memutuskan untuk tidak memproses hukum terhadap BY.
Keputusan tidak memproses hukum BY juga didasari dengan barang bukti yang ditemukan di halaman rumah Sunario, warga yang pertama kali mengetahui tas berisikan benda-benda yang diduga bom.

Kini, BY diserahkan ke keluarganya untuk dibina.
Hal ini diungkap langsung Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, Kompol Yon Edi Winara, didampingi Kanit Tekab 134 Polrestabe Palembang, Iptu Tohirin dan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), saat mengelar perkara BY, di gedung depan Polrestabes Palembang.
Yon mengatakan, hasil pemeriksaan, motif dari kejadian ini karena sakit hati antara pelaku sebagai anak dengan orangtuanya dan dipastikan barang-barang yang ditemukan di lokasi kejadian bukan rangkaian atau pun rakitan bom.
“Pelaku tidak menyangka jika bahwa penanganan kepolisian sampai seperti ini, karena tujuan dia karena sakit hati dianggap sebagai biang masalah di rumah. Jadi kecenderungannya bukan untuk teror, tapi untuk menunjukkan kepada orangtuanya, cuma bentuknya yang salah,” ungkap Yon kepada awak media.
Apa yang diucapkan Yon tentu saja berbeda dengan dugaan yang disampaikan pihak Polda Sumsel beberapa saat pasca peristiwa ini terjadi.